REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus PDIP Budiman Sudjatmiko lewat akun-nya @budimandjatmiko mengajak politikus senior PKS untuk berdebat. Budiman mencolek akun @hnurwadid yang sebelumnya membuat status terkait pengambilalihan FIR dari Singapura.
"Mas @hnurwahid, jika berkenan 1 saat kita bisa debat publik ttg sejarah, ekonomi politik, geopolitik, politik domestik dll. Itu positif u/ nalar & etika politik. Saya tak berharap mengubah opini2 mas Hidayat tp pendukung2 anda spy dpt perspektif baru. Trims," kicau Budiman, Selasa (27/1/2022).
Menurut aktivis 1998 itu, ada yang salah kaprah dalam memaknai kebebasan. Seolah ia cuma memberi tempat bagi opini-opini satu arah yang dalam praktiknya sering sembarangan). "Padahal level yang lebih tinggi adalah dengan mengisinya lewat dialog dan debat-debat publik yang etis dan bernalar. Publik tak disesatkan," katanya.
Budiman pun menghargai lawan politiknya dengan mengajak berdebat. Hal itu bisa memberi kesempatan dalam menjelaskan dalil-dalil yang bersangkutan didepannya. Hidup, jelasnya, harus dengan dalih-dalih, tak cukup dengan dalil.
"Kebetulan..kebetulan saya dr @PDI_Perjuangan & mas @hnurwahid dr @PKSejahtera Kata orang2 (termasuk pakar2), 2 partai ini paling jelas ideologinya. Dan itu mencerminkan nilai2 rakyat kita. Siapa tahu debat ini (jika terwujud) jd cara kita mengenali Indonesia."
Hidayat Nurwahid dalam kicauannya pada Rabu (21/1/2022), merespons berita berjudul "Ambil Alih FIR dari Singapura, RI Hanya Kelola di Atas 37 Ribu Kali."
"Benar Warning dari Prof Hikmahanto Yuwana;RI Perlu Hati2. Krn Sekalipun Bisa Ambil Alih FIR dari Singapura, Tapi RI Hanya Kelola Di Atas 37 Ribu Kaki. Yg dibawah 37 ribu kaki, sekalipun kawasan itu termasuk wilayah NKRI, masih dikelola olh Singapura," cicit Hidayat Nurwahid.