Kamis 27 Jan 2022 15:47 WIB

Kasus Covid-19 Kembali Meningkat, PB IDI Minta Pemerintah Hentikan PTM

Kenaikan kasus Covid-19 dinilai mengindikasikan sekolah tatap muka tak lagi aman

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Nur Aini
Siswa mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) di SMPN 2 Yogyakarta, Senin (24/1/2022). Mulai 24 Januari Pemkot Yogyakarta mulai menerapkan PTM 100 persen. Sebanyak 659 siswa SMPN 2 Yogyakarta mengikuti PTM 100 persen ini. Namun, setiap sesi pelajaran hanya 30 menit dan hanya 6 jam di sekolah. Kantin juga tidak dibuka sehingga siswa membawa bekal sendiri.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Siswa mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) di SMPN 2 Yogyakarta, Senin (24/1/2022). Mulai 24 Januari Pemkot Yogyakarta mulai menerapkan PTM 100 persen. Sebanyak 659 siswa SMPN 2 Yogyakarta mengikuti PTM 100 persen ini. Namun, setiap sesi pelajaran hanya 30 menit dan hanya 6 jam di sekolah. Kantin juga tidak dibuka sehingga siswa membawa bekal sendiri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Zubairi Djoerban meminta pemerintah untuk menghentikan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) karena kasus Covid-19 kembali meningkat.

"(Kasus Covid-19) Tembus 7.000 kasus per hari ini (26/1/2022). Sementara positivity rate lampaui 10 persen. Ini indikator bahwa sekolah tatap muka tidak lagi aman. Ada pilihan pembelajaran jarak jauh. Mohon dipertimbangkan untuk menghentikan sementara PTM 100 persen dan menaikkan PPKM ke level lebih tinggi," katanya dalam cuitan di akun Twitter miliknya, Kamis (27/1/2022).

Baca Juga

Kemudian, ia melanjutkan ada baiknya di daerah-daerah merah Covid-19 kembali dengan mengadakan pembelajaran secara virtual. Sedangkan daerah yang positivity rate-nya rendah, masih dimungkinkan untuk tetap PTM. 

"Ingat, keterisian rumah sakit telah naik lebih dari 30 persen saat ini," kata dia.

Ia berharap agar rencana-rencana penanganan yang dilakukan akan berhasil. "Dan tidak ada rekor-rekor BOR atau kasus baru yang terlampaui lagi. Bismillah," kata dia.

Sebelumnya diketahui, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, mengatakan, ada peningkatan keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di DKI Jakarta dalam beberapa waktu terakhir. Menurut dia, berdasarkan data terbaru, peningkatan BOR menjadi 38 persen dari sebelumnya 33 persen.

"Update BOR ada peningkatan, dari 33 sebelumnya, menjadi 38 persen,” kata Riza kepada awak media, Rabu (26/1/2022). Dia memerinci, dari kapasitas total tempat tidur sebanyak 3.853, kini terpakai 1.466 fasilitas. Tak hanya itu, kata dia, ICU di DKI Jakarta juga mengalami peningkatan. Hingga Rabu (26/1) ICU di RS Covid-19 mengalami kenaikan dari 11 menjadi 13 persen. “ICU dari 628, kini terpakai 83,” ucapnya.

Baca: Perkembangan Hasil Tes Covid-19 Bagi Pelajar Kota Bandung

Baca: Foto Bagian Dalam Terowongan Tunnel 1 Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Baca: Jangan Anggap Remeh, Ini Manfaat Asuransi Mobil

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement