Sabtu 29 Jan 2022 17:18 WIB

AS Alihkan Bantuan Militer Lebanon ke Keluarga Tentara

AS ubah anggaran bantuan militer asing untuk membantu nafkah anggota militer Lebanon

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
 Pasukan militer Lebanon
Foto: EPA-EFE/NABIL MOUNZER
Pasukan militer Lebanon

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) berencana mengalihkan bantuan militer ke angkatan bersenjata Lebanon (LAF) sebesar 67 juta dolar AS ke anggota militer. Langkah ini diambil saat Lebanon masih dicengkram krisis ekonomi.

Berdasarkan notifikasi Departemen Luar Negeri AS yang dikirimkan ke Kongres, Jumat (28/1/2022), departemen ingin mengubah alokasi anggaran bantuan militer asing yang sebelumnya ditujukan ke Lebanon untuk membantu nafkah anggota militer Lebanon. Departemen menyinggung tentang gejolak sosial dan ekonomi di negara itu.

Baca Juga

"Bantuan nafkah untuk anggota (angkatan bersenjata) akan memperkuat operasi kesiagaan mereka, memitigasi ketidakhadiran, dan mengizinkan anggota LAF untuk melanjutkan fungsi penting keamanan yang diperlukan penurunan stabilitas lebih lanjut," kata notifikasi tersebut.

Washington merupakan pendonor asing terbesar untuk Lebanon. Pada bulan Oktober lalu pemerintah AS berjanji menambah bantuan mereka. Kabar mengenai pengalihan bantuan ini menuai pujian.

"Sudah merupakan kepentingan nasional Amerika Serikat membantu anggota militer memenuhi kebutuhan mereka dan melanjutkan bantuan ke rakyat Lebanon, dan saya sangat senang melihat pemerintah menempatkan bantuan uang keamanan untuk Lebanon menuju tujuan itu," kata Senator dari Partai Demokrat Chris Murphy dalam pernyataannya.

Pada pekan ini ketua muslim sunni Lebanon Saad al-Hariri mengumumkan mundur dari politik. Hal ini membuka pintu Hizbullah yang syiah memperluas cengkramannya di negara itu.

Mundurnya Hariri akan membuka fase baru dalam politik Lebanon yang dikelola dengan sistem pembagian kekuasaan sektarian. Selain itu juga akan menambah ketidakpastian dalam krisis keuangan terbesar yang telah menjadi ancaman terbesar sejak perang sipil 1975 hingga 1990.

Lebih dari setengah dari enam juta rakyat Lebanon yang jatuh ke jurang kemiskinan. Bank Dunia mengatakan Lebanon mengalami depresi terburuk dalam masa modern, mata uangnya merosot 90 persen dan sistem keuangan lumpuh.

Pasukan keamanan Lebanon tidak karena anjloknya mata uang mengurangi gaji mereka. Sebagian mengambil pekerjaan sampingan dan yang lainnya mengundurkan diri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement