REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- DPP PKS menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) 2022 mulai 31 Januari hingga 2 Februari 2022 di Hotel Bidakara Grand Pancoran, Jakarta. Ketua Panitia Rakernas PKS 2022, Moh Rozaq Asyhari, mengaku, Rakernas PKS rencananya akan dihadiri mantan ketua umum Partai Golkar Jusuf Kalla (JK). JK juga diketahui sebagai mantan wakil presiden saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden Joko Widodo.
"Salah satu yang akan hadir adalah Bapak Jusuf Kalla. Beliau akan berbicara mengenai semangat merawat kebhinekaan dan menjaga NKRI," kata Rozaq, Senin (31/1/2022).
Ia mennambahkan, dalam Rakernas kali ini, PKS menggaungkan kolaborasi dan transformasi digital sebagai semangat Rakernas PKS 2022. Rozaq mengeklaim semangat kolaborasi ini bukan hanya jargon. Sejak kepengurusan Presiden Mohamad Sohibul Iman dan diteruskan Presiden Ahmad Syaikhu, PKS menggelar silaturahim kebangsaan ke lintas partai, ormas, tokoh bangsa dan lintas agama.
"Terakhir yang kita lakukan pelantikan Dewan Pakar PKS yang terdiri dari berbagai latar belakang kepakaran dari akademisi berbagai disiplin ilmu, purnawirawan TNI dan Polri, birokrat, dunia usaha, aktivis dari lintas komponen di Indonesia," tuturnya.
Rozaq mengatakan Rakernas PKS tahun ini akan menjadi pijakan membuat kebijakan partai dalam setahun ke depan. Ia juga menyebut ruh kolaborasi terus diperkuat PKS sebagai gerakan utama. PKS sadar Bangsa Indonesia adalah bangsa besar yang harus diusung bersama dalam bingkai kolaborasi.
Rozaq mengungkapkan PKS ingin mengedepankan politik kolaborasi dan pelayanan sebagai jalan perjuangan. Semangat kolaborasi tidak memengaruhi sikap tegas dan jelas PKS sebagai partai yang konsisten di luar Pemerintah.
"Kita ingin membangun budaya politik kebangsaan, meski tegas berbeda sikap politik dengan koalisi tapi PKS tetap bisa berkolaborasi dalam banyak hal mulai dari penanganan Covid-19 dan penanganan bencana misalnya yang memerlukan kerjasama berbagai elemen anak bangsa. Sikap politik PKS terhadap Pemerintah Joko Widodo-Ma'ruf Amin tidak berubah, kami konsisten sebagai oposisi," jelasnya
Sementara itu pada transformasi digital, PKS menguatkan diri sebagai entitas politik yang fasih dengan revolusi digital saat ini. "Kita sudah lama memulai semangat digitalisasi mulai dari penggunaan media sosial dengan interaksi yang besar guna menangkap aspirasi publik. Termasuk saat ini program pendaftaran anggota PKS secara daring dan nasional. Siapa saja mudah untuk bergabung dengan PKS," tuturnya.