Rabu 02 Feb 2022 16:51 WIB

Putin Tegaskan Rusia Tetap Terbuka untuk Dialog dengan Barat

Putin berpendapat merundingkan kepentingan semua pihak perlu dilakukan.

Rep: Puti Almas/ Red: Esthi Maharani
 Presiden Rusia Vladimir Putin mendengarkan pertanyaan wartawan selama konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban setelah pembicaraan mereka di Kremlin di Moskow, Rusia, Selasa, 1 Februari 2022. Putin mengatakan AS dan sekutunya telah mengabaikan pemimpin Rusia tuntutan keamanan. Dalam komentar pertamanya tentang kebuntuan dengan Barat atas Ukraina dalam lebih dari sebulan, Putin mengatakan Selasa bahwa Kremlin masih mempelajari tanggapan AS dan NATO terhadap tuntutan keamanan Rusia yang diterima minggu lalu.
Foto: AP/Yuri Kochetkov/Pool EPA
Presiden Rusia Vladimir Putin mendengarkan pertanyaan wartawan selama konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban setelah pembicaraan mereka di Kremlin di Moskow, Rusia, Selasa, 1 Februari 2022. Putin mengatakan AS dan sekutunya telah mengabaikan pemimpin Rusia tuntutan keamanan. Dalam komentar pertamanya tentang kebuntuan dengan Barat atas Ukraina dalam lebih dari sebulan, Putin mengatakan Selasa bahwa Kremlin masih mempelajari tanggapan AS dan NATO terhadap tuntutan keamanan Rusia yang diterima minggu lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW — Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa Amerika Serikat (AS) dan sejumlah negara Barat telah mengabaikan tuntutan utama tentang keamanan dari Moskow. Meski demikian, Putin mengatakan bahwa Pemerintah Rusia tetap terbuka untuk melakukan pembicaraan dengan AS dan sekutu-sekutunya untuk meredakan ketegangan terkait masalah Ukraina. Ia berpendapat bahwa merundingkan kepentingan semua pihak perlu dilakukan.

“Saya berharap pada akhirnya kami akan menemukan solusi, meskipun kami menyadari bahwa itu tidak akan mudah,” ujar Putin dalam sebuah pernyataan, dilansir Israel National News, Rabu (2/2/2022).

Baca Juga

Rusia telah membantah klaim yang menyebut bahwa negara itu bersiap menyerang Ukraina. Meski demikian, pembicaraan yang dilakukan Moskow bersama dengan Washington dan sekutu-sekutu Barat sejauh ini masih gagal menghasilkan kemajuan apapun.

AS dan sekutu yang tergabung dalam NATO telah menolak permintaan Rusia untuk menghentikan ekspansi ke Ukraina serta negara-negara bekas Uni Soviet lainnya. Termasuk juga dalam permintaan untuk membekukan penyebaran senjata di sana, dan mundurnya pasukan aliansi dari Eropa Timur.

Putin berpendapat bahwa penolakan sekutu Barat untuk memenuhi tuntutan Rusia melanggar kewajiban mereka terhadap integritas keamanan bagi semua negara. Ia memperingatkan bahwa aksesi Ukraina ke NATO dapat menyebabkan situasi di mana pihak berwenang Ukraina melancarkan aksi militer untuk merebut kembali kendali atas Krimea atau daerah yang dikendalikan oleh separatis yang didukung Rusia di wilayah timur negara itu.

“Bayangkan bahwa Ukraina menjadi anggota NATO dan meluncurkan operasi militer itu. Haruskah kami melawan NATO? Apakah ada yang memikirkannya?” jelas Putin.

Lebih lanjut, Putin mengatakan bahwa masih mungkin untuk merundingkan penyelesaian yang akan mempertimbangkan kekhawatiran setiap pihak. Ia menegaskan perlu menemukan cara untuk memastikan kepentingan dan keamanan semua pihak, termasuk Ukraina, negara-negara Eropa dan Rusia.

Putin menekankan bahwa AS dan sekutu perlu memperlakukan proposal Rusia dengan serius untuk membuat kemajuan. Ia menuduh negara-negara Barat  telah menipu Rusia dengan mengingkari janji yang dibuat di awal 1990-an, yang mengatakan bahwa NATO tidak akan memperluas operasi ke wilayah timur.

AS dan sekutu dianggap telah mengabaikan prinsip bahwa keamanan satu negara tidak boleh diperkuat dengan mengorbankan yang lain. Putin juga bersikeras pada hak setiap negara untuk memilih aliansi.

Rusia dalam beberapa pekan terakhir mengumpulkan sekitar 100.000 tentara di dekat Ukraina. Presiden AS Joe Biden memperingatkan bahwa ada kemungkinan bahwa Moskow dapat mengerahkan tindakan militer terhadap negara itu pada bulan ini.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin memiliki kemampuan untuk melancarkan serangan militer terhadap Ukraina. Ia menyebut bahwa konflik tidak bisa dihindari, namun masih ada waktu untuk diplomasi.

Biden telah memperingatkan Putin bahwa serangan ke Ukraina akan menimbulkan konsekuensi ekonomi yang parah bagi Rusia. Ia mengatakan bahwa akan mempertimbangkan secara pribadi pemberian sanksi kepada Putin jika Rusia menginvasi Ukraina.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement