Senin 07 Feb 2022 15:02 WIB

PM Jepang Berjanji Percepat Vaksinasi Booster

Pemerintah ingin menyalurkan 1 juta vaksin booster per hari sampai akhir Februari.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Warga Jepang mendapatkan vaksinasi Covid-19.
Foto: AP Photo/Eugene Hoshiko, Pool
Warga Jepang mendapatkan vaksinasi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Perdana Menteri Jepang  Fumio Kishida berjanji melipatgandakan jumlah penyaluran vaksin booster Covid-19 di seluruh negeri. Pemerintahnya dikritik karena dinilai lambat dalam menggelar program vaksinasi.

Pada Senin (7/2/2022) di hadapan anggota parlemen, Kishida mengatakan pemerintah ingin menyalurkan sekitar 1 juta vaksin booster per hari sampai akhir Februari mendatang. Ia yakin vaksin merupakan "kunci" dalam memerangi lonjakan kasus infeksi varian Omicron.

Baca Juga

Jajak pendapat baru-baru ini menunjukkan angka dukungan pada Fumio turun untuk pertama kalinya sejak ia mulai berkuasa pada Oktober lalu. Angka ketidakpuasan atas kebijakan pandeminya meningkat dan banyak responden yang mengeluh lambatnya program vaksinasi booster.

Mantan Perdana Menteri Yoshihide Suga terpaksa mundur setelah dianggap gagal mengatasi pandemi Covid-19. Saat kurang dari 5 persen populasi Jepang yang sudah menerima dosis ketiga vaksin virus corona.

Jepang meluncurkan program vaksin booster pada bulan Desember lalu. Setelah tertinggal cukup jauh dibanding negara-negara maju lainnya dalam mendistribusikan dua dosis vaksin. Sekitar 80 persen populasi di negara itu sudah divaksinasi lengkap.

Kishida mengatakan pemerintahnya ingin mengimunisasi semua orang lanjut usia yang ingin mendapatkan vaksin booster pada akhir Februari mendatang. Sebelum disalurkan ke masyarakat yang lebih muda pada bulan Maret.

Demi mempercepat program vaksinasi, pekan lalu pemerintah Kishida menggelar imunisasi massal yang diselenggarakan angkatan bersenjata Jepang di Tokyo. Pekan depan program yang sama juga akan digelar di Osaka.

Pemerintah meminta perusahaan-perusahaan besar mulai menyalurkan vaksin di lokasi kerja pada pertengahan Februari. Setelah beberapa pekan menerapkan peraturan pembatasan sosial di seluruh negeri, angka vaksinasi Jepang tidak bertambah dan infeksi tidak menunjukkan perlambatan.

Jepang memberlakukan kembali peraturan pembatasan sosial yang ketat, meminta bar dan restoran memperpendek jam operasinya. Sejak November lalu Negeri Sakura juga juga memperketat perbatasan yang melarang sebagian besar orang asing masuk.

Pada Ahad ini angka kasus positif Jepang bertambah 90 ribu dengan total 3,3 juta kasus. Sejauh ini Jepang melaporkan 19 ribu kematian terkait Covid-19.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement