Rabu 09 Feb 2022 07:59 WIB

Sudah Terdata Puluhan Kasus DBD, Warga Indramayu Diminta Waspada

Januari, dilaporkan dua orang meninggal dunia akibat DBD di Kabupaten Indramayu.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Irfan Fitrat
Petugas melakukan pengasapan (fogging) di SDN Pabean udik 3 di Indramayu, Jawa Barat, Senin (7/2/2022). Pengasapan menjadi salah satu upaya untuk mengantisipasi penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD).
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Petugas melakukan pengasapan (fogging) di SDN Pabean udik 3 di Indramayu, Jawa Barat, Senin (7/2/2022). Pengasapan menjadi salah satu upaya untuk mengantisipasi penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD).

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU — Masyarakat di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, diminta meningkatkan upaya pemberantasan sarang nyamuk. Pasalnya, sudah terdata puluhan kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Indramayu, bahkan dilaporkan ada yang mengakibatkan kematian.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Indramayu, pada Januari 2022 terdata 32 kasus DBD, di mana ada dua orang yang meninggal dunia.

Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Indramayu Dede Setiawan, jumlah kasusnya mengalami peningkatan dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Di mana pada Januari 2021 terdata 17 kasus, tanpa ada kematian akibat DBD.

Karenanya, Dede meminta masyarakat tetap waspada akan potensi penyebaran DBD. Terlebih saat ini masih musim hujan. Turunnya hujan dapat menimbulkan genangan air, yang bisa menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk pembawa virus dengue.

“Kami minta masyarakat untuk waspada, apalagi dengan kondisi curah hujan yang tidak menentu seperti sekarang,” kata Dede, Selasa (8/2/2022).

Masyarakat diimbau untuk melakukan upaya pencegahan DBD. Menurut Dede, hal penting dalam upaya pencegahan ini adalah melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), seperti dengan gerakan 3M Plus.

Warga diminta rutin menguras tempat penampungan air, serta menutupnya. Selain itu, membersihkan barang-barang yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.

Untuk plusnya, warga bisa melakukan berbagai upaya pencegahan tambahan, seperti memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk, dan menggunakan obat antinyamuk.

Selain itu, bisa juga memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi, serta memberikan larvasida pada penampungan air yang susah dikuras.

Adapun untuk fogging (pengasapan), menurut Dede, hanya bisa untuk penanganan nyamuk dewasa sementara waktu.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement