REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengklaim masih menjalin komunikasi dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, sejak dia meninggalkan Gedung Putih. Hal ini terungkap dalam sebuah buku tentang Trump berjudul The Confidence Man yang ditulis oleh reporter New York Times, Maggie Haberman.
Haberman mengatakan, Kim adalah satu-satunya pemimpin asing yang masih berkomunikasi dengan Trump. Namun menurut Haberman, klaim Trump tersebut belum dapat diverifikasi.
"Seperti yang kita ketahui, dia memiliki fiksasi pada hubungan ini. Apa yang dia katakan dan apa yang sebenarnya terjadi tidak selalu sejalan, tetapi dia telah memberi tahu orang-orang bahwa dia telah melakukan semacam korespondensi atau diskusi dengan Kim Jong-un," ujar Haberman.
Departemen Luar Negeri AS menolak mengomentari laporan itu ketika ditanya apakah mereka mengetahui kontak antara Trump dan Kim. Seorang perwakilan untuk Trump juga tidak memberikan komentar.
The Washington Post melaporkan bahwa, korespondensi Trump dengan Kim masuk dalam catatan kepresidenan dalam 15 kotak yang diambil Arsip Nasional bulan lalu dari kediaman Trump di Florida. Undang-Undang Logan 1799 AS melarang warga negara AS untuk bernegosiasi dengan pemerintah asing tanpa izin. Direktur 38 North yang memantau Korea Utara, Jenny Town, mengatakan, Trump dikenal kerap melebih-lebihkan cerita. Mungkin Trump memang menjalin komunikasi dengan Kim, namun hanya sebatas menanyakan kabar. Di sisi lain, ada juga kemungkinan pesan teks Trump kepada Kim tidak dibalas.
“Tetapi jika itu benar, dan ada komunikasi yang terjadi pada substansi apa pun tanpa koordinasi atau konsultasi dengan Gedung Putih, itu bisa sangat bermasalah dan berpotensi kontraproduktif dengan kepentingan AS,” kata Town.
Pemerintahan Presiden AS Joe Biden telah berulang kali mendesak kembalinya dialog dengan Korea Utara. Namun AS menghindari diplomasi melalui pertemuan tingkat tinggi seperti yang dilakukan oleh Trump. Biden lebih memilih keterlibatan tingkat rendah yang terperinci terlebih dahulu.
Biden mengatakan, dia bersedia bertemu dengan Kim jika pemimpin Korea Utara itu setuju untuk membahas program nuklirnya. Namun sebelum Biden dan Kim bertemu, penasihat masing-masing melakukan pertemuan terlebih dahulu untuk membahas dasar masalah. Terlepas dari keterlibatan pribadi Trump dengan Kim, hubungan AS-Korea Utara membeku setelah pertemuan tingkat tinggi kedua negara untuk denuklirisasi gagal mencapai kesepakatan.
Belum lama ini, Korea Utara melancarkan uji coba rudal, termasuk uji coba rudal balistik yang pertama sejak 2017. Uji coba ini telah menimbulkan kekhawatiran bahwa Korea Utara mungkin sedang mempersiapkan uji coba rudal balistik antarbenua dan bom nuklir.