Jumat 11 Feb 2022 12:30 WIB

Turning Red, Ketika Anak 13 Tahun Menjelma Jadi Panda Merah Raksasa Setiap Kali Emosi

Turning Red merupakan film animasi terbaru Disney-Pixar.

Red: Reiny Dwinanda
Foto adegan film Turning Red. Film animasi Disney-Pixar ini menghadirkan keberagaman.
Foto: Dok Disney-Pixar
Foto adegan film Turning Red. Film animasi Disney-Pixar ini menghadirkan keberagaman.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Produser Lindsey Collins mengungkapkan bahwa film animasi terbaru dari Disney dan Pixar, Turning Red, akan menghadirkan kisah tentang keberagaman dan tumbuh dewasa. Tim produksinya didominasi oleh perempuan.

"Setelah kami mengumpulkan tim, kami semua harus belajar bagaimana merangkul yang hal-hal canggung dan saya pikir naskahnya mengatakan versi diri kami yang berusia 13 tahun yang luar biasa," kata Collins dalam jumpa pers global Turning Red, dikutip pada Jumat (11/2/2022).

Baca Juga

Collins mengatakan bahwa pekerjaan di tim produksi ini merupakan pengalaman yang menyenangkan, mengingat banyak divisi dipimpin oleh perempuan. Film ini disutradarai oleh Domee Shi, perempuan asal China yang menetap di Kanada.

Shi dikenal melalui film pendek Pixar Bao. Selanjutnya, ada desainer produksi Rona Liu, supervisor efek visual Danielle Feinberg, dan dua supervisor animasi Patty Kihm dan Aaron Hartline.

"Sepertinya agak pasti jika dipimpin oleh wanita semuanya, tim kepemimpinan memiliki efek terukur pada film atau bagaimana kami membuatnya, karena bagaimanapun juga, kami semua pernah mengerjakan beberapa film di sini," kata Collins.

Sang produser pun menceritakan bahwa ia dan tim juga harus beradaptasi dalam proses produksi karena pandemi Covid-19. Namun, hal tersebut tidak menyurutkan semangat tim.

"Namun, saya tahu bahwa mengerjakan film ini setiap hari dan melihat-lihat pod produksi kami dengan semua rapat Zoom yang kami lakukan selama empat tahun terakhir benar-benar semacam mengilhami sesuatu yang unik dalam diri kita semua," kata Collins.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَابْتَلُوا الْيَتٰمٰى حَتّٰىٓ اِذَا بَلَغُوا النِّكَاحَۚ فَاِنْ اٰنَسْتُمْ مِّنْهُمْ رُشْدًا فَادْفَعُوْٓا اِلَيْهِمْ اَمْوَالَهُمْ ۚ وَلَا تَأْكُلُوْهَآ اِسْرَافًا وَّبِدَارًا اَنْ يَّكْبَرُوْا ۗ وَمَنْ كَانَ غَنِيًّا فَلْيَسْتَعْفِفْ ۚ وَمَنْ كَانَ فَقِيْرًا فَلْيَأْكُلْ بِالْمَعْرُوْفِ ۗ فَاِذَا دَفَعْتُمْ اِلَيْهِمْ اَمْوَالَهُمْ فَاَشْهِدُوْا عَلَيْهِمْ ۗ وَكَفٰى بِاللّٰهِ حَسِيْبًا
Dan ujilah anak-anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk menikah. Kemudian jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas (pandai memelihara harta), maka serahkanlah kepada mereka hartanya. Dan janganlah kamu memakannya (harta anak yatim) melebihi batas kepatutan dan (janganlah kamu) tergesa-gesa (menyerahkannya) sebelum mereka dewasa. Barangsiapa (di antara pemelihara itu) mampu, maka hendaklah dia menahan diri (dari memakan harta anak yatim itu) dan barangsiapa miskin, maka bolehlah dia makan harta itu menurut cara yang patut. Kemudian, apabila kamu menyerahkan harta itu kepada mereka, maka hendaklah kamu adakan saksi-saksi. Dan cukuplah Allah sebagai pengawas.

(QS. An-Nisa' ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement