Senin 14 Feb 2022 17:29 WIB

Kasus Covid-19 Terus Naik, IDI: PTM Setop Dulu

PTM sekolah bisa diterapkan apabila positivity rate di bawah 10 persen.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Nora Azizah
Dua siswa berjalan di halaman depan kompleks SMAN Titian Teras H. Abdurrahman Sayoeti, Jambi Luar Kota, Muarojambi, Jambi, Senin (14/2/2022). Data Dinas Pendidikan Provinsi Jambi menyebutkan sebanyak 37 siswa di sekolah itu terkonfirmasi positif COVID-19, namun pembelajaran tatap muka (PTM) tetap berlangsung dengan penerapan protokol kesehatan serta pembelajaran jarak jauh (PJJ) juga tetap dilakukan.
Foto: Antara/Wahdi Septiawan
Dua siswa berjalan di halaman depan kompleks SMAN Titian Teras H. Abdurrahman Sayoeti, Jambi Luar Kota, Muarojambi, Jambi, Senin (14/2/2022). Data Dinas Pendidikan Provinsi Jambi menyebutkan sebanyak 37 siswa di sekolah itu terkonfirmasi positif COVID-19, namun pembelajaran tatap muka (PTM) tetap berlangsung dengan penerapan protokol kesehatan serta pembelajaran jarak jauh (PJJ) juga tetap dilakukan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Dokter Indonesia (IDI) merekomendasikan pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah disetop sementara. Sebab, kasus Covid-19 di Indonesia yang tengah melonjak bisa membuat pelajar terinfeksi virus ini kemudian menularkannya kepada keluarga.

"Jelas sekali IDI mendukung pembelajaran jarak jauh (PJJ). Sementara setop dulu PTM," kata Ketua Satuan Tugas Covid-19 IDI Zubairi Djoerban saat dihubungi Republika.co.id, Senin (14/2/2022).

Baca Juga

Zubairi khawatir kalau PTM tetap dilakukan bisa membuat pelajar terpapar. Ini terbukti, dirinya mendapatkan kabar ada pelajar yang sakit dan menjadi sumber penyakit untuk keluarganya. Dia menambahkan, PTM di sekolah bisa kembali dilakukan jika positivity rate di bawah 10 persen. Faktanya, dia melanjutkan, positivity rate Indonesia kini sudah lebih dari 40 persen. 

"Jadi, kalau mau lebih selektif, semua provinsi yang positivity ratenya tinggi lebih dari 20 persen melaksanakan PJJ," katanya.

Kemudian, Zubairi meminta pemantauan positivity rate dilakukan setiap pekan atau per dua pekan sekali. Dia mengingatkan, peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia jelas sekali tengah terjadi.

Lonjakan kasus harian Covid-19 sangat tinggi, bahkan jumlah kasus harian Covid-19 Indonesia saat ini sudah mendekati puncak kasus harian virus ini saat gelombang kedua tahun lalu. Tingginya kasus Covid-19 juga terlihat dari keterisian tempat tidur (BOR) di rumah sakit semakin banyak. Bahkan, dirinya mendapatkan laporan peringkat Indonesia di ranking kasus baru mingguan dunia terus naik. 

"Dulu Indonesi pernah peringkat 130 lebih, sekarang sudah ranking ke-25," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement