REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Dokter Indonesia (IDI) merekomendasikan pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah disetop sementara. Sebab, kasus Covid-19 di Indonesia yang tengah melonjak bisa membuat pelajar terinfeksi virus ini kemudian menularkannya kepada keluarga.
"Jelas sekali IDI mendukung pembelajaran jarak jauh (PJJ). Sementara setop dulu PTM," kata Ketua Satuan Tugas Covid-19 IDI Zubairi Djoerban saat dihubungi Republika.co.id, Senin (14/2/2022).
Zubairi khawatir kalau PTM tetap dilakukan bisa membuat pelajar terpapar. Ini terbukti, dirinya mendapatkan kabar ada pelajar yang sakit dan menjadi sumber penyakit untuk keluarganya. Dia menambahkan, PTM di sekolah bisa kembali dilakukan jika positivity rate di bawah 10 persen. Faktanya, dia melanjutkan, positivity rate Indonesia kini sudah lebih dari 40 persen.
"Jadi, kalau mau lebih selektif, semua provinsi yang positivity ratenya tinggi lebih dari 20 persen melaksanakan PJJ," katanya.
Kemudian, Zubairi meminta pemantauan positivity rate dilakukan setiap pekan atau per dua pekan sekali. Dia mengingatkan, peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia jelas sekali tengah terjadi.
Lonjakan kasus harian Covid-19 sangat tinggi, bahkan jumlah kasus harian Covid-19 Indonesia saat ini sudah mendekati puncak kasus harian virus ini saat gelombang kedua tahun lalu. Tingginya kasus Covid-19 juga terlihat dari keterisian tempat tidur (BOR) di rumah sakit semakin banyak. Bahkan, dirinya mendapatkan laporan peringkat Indonesia di ranking kasus baru mingguan dunia terus naik.
"Dulu Indonesi pernah peringkat 130 lebih, sekarang sudah ranking ke-25," ujarnya.