REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Pemerintah India melarang aplikasi game Free Fire milik Sea Ltd, dan 53 aplikasi yang sebagian besar berasal dari China karena masalah keamanan. Sumber pemerintah yang mengkonfirmasi berita surat kabar lokal, Selasa (15/2/2022) mengatakan, keputusan tersebut terjadi imbas dari ketegangan antara kedua negara yang berkepanjangan.
Menurut sumber yang enggan diungkap identitasnya itu, India yakin data pengguna dikirim melalui aplikasi ke server di China. "Ini akan memungkinkan mereka untuk mengumpulkan data pribadi yang sangat besar," kata sumber itu.
Menurutnya, pengumpulan data seperti itu akan memungkinkan data untuk ditelusuri, disusun, dianalisis, dan diprofilkan. Hal itu kemungkinan besar dilakukan oleh elemen yang memusuhi kedaulatan dan integritas India dan untuk kegiatan yang merugikan keamanan nasional.
Larangan tersebut menimbulkan masalah bagi Sea. Sebab ini juga berpenngaruh dari aplikasi e-niaganya, Shopee, telah menghadapi seruan boikot oleh pedagang di India. Pedagang di India menuduh Shopee melakukan praktik perdagangan yang merugikan pedagang offline.
Confederation of All India Traders (CAIT) telah mengeluh kepada regulator terhadap Shopee dan terkejut karena ketidakhadirannya dari daftar terlarang India. Sea's Shopee, pemain dominan di Asia Tenggara, berkembang di Amerika Latin, Eropa, dan di India pada tahun 2021.
Hingga kini pihak berwenang India belum memberikan komentar resmi terkait hal ini. Free Fire yang dimiliki oleh Sea Ltd, yang terkena imbas pelarangan juga belum memberikan komentarnya.
Jika dikonfirmasi pemerintah, hingga kini India telah melarang total 321 aplikasi sejak ketegangan politik pertama kali berkobar dengan tetangga raksasanya pada 2020. Itu mengarah ke larangan awal negara Asia Selatan pada 59 aplikasi China, termasuk TikTok.
Menyusul laporan pelarangan itu, saham Sea anjlok 18,4 persen di New York pada Senin (14/2) untuk menghapus lebih dari 16 miliar dolar AS dari nilai pasar perusahaan. Menurut orang yang hadir dalam rapat pemegang saham, Sea mengatakan kepada pemegang saham bahwa perusahaan sedang mengurusnya.