Rabu 16 Feb 2022 13:42 WIB

Angka Kematian dan BOR RS Rendah Meski Kasus Harian Covid-19 Cetak Rekor Baru

Pada Selasa, Indonesia mencetak rekor baru kasus harian Covid-19 sebanyak 57.049.

 Rumah Sakit Lapangan (Rumkitlap) di Benteng Vastenburg untuk tempat isoter pasien tanpa gejala hingga bergejala ringan Covid-19. Meski kasus harian Covid-19 saat ini tengah melonjak, angka kematian dan keterisian RS menurut pemerintah terkendali.
Foto: Tangkapan Layar/Antara
Rumah Sakit Lapangan (Rumkitlap) di Benteng Vastenburg untuk tempat isoter pasien tanpa gejala hingga bergejala ringan Covid-19. Meski kasus harian Covid-19 saat ini tengah melonjak, angka kematian dan keterisian RS menurut pemerintah terkendali.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dian Fath Risalah, Dessy Suciati Saputri, Fauziah Mursid

Kasus harian Covid-19 di Indonesia pada Selasa (15/2/2022) mencatat rekor tertingginya selama pandemi di angka 57.049. Rekor sebelumnya tercatat pada 15 Juli 2021 saat puncak penularan varian Delta dengan 56.757 kasus per hari.

Baca Juga

Meskipun kasus konfirmasi melonjak, angka kasus kematian Covid-19 berkurang menjadi 134 dalam 24 jam terakhir, setelah pada Senin (14/2/2022) kemarin, angka kematian bertambah 145. Angka kematian saat ini juga bisa dibilang jauh lebih kecil dibandingkan pada saat puncak penularan Delta yang bisa mencapai 900-2.000 kematian per hari.

Rendahnya angka kematian saat ini meski jumlah orang tertular Covid-19 lebih banyak dibandingkan saat periode penularan varian Delta didukung oleh rendahnya angka jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit. Varian Omicron yang 'hanya' mengakibatkan gejala ringan bahkan tak ada gejalan terhadap pasien menjadi penyebabnya.

Kementrian Kesehatan menyatakan, hingga Selasa (15/2/2022), pasien yang dirawat di rumah sakit terus terkendali secara nasional. Angka pasien yang dirawat di rumah sakit berada di posisi 33 persen.

Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, saat ini rumah sakit masih cukup memadai untuk merawat pasien Covid-19 di fase Omicron ini. Bahkan per kemarin, jumlah total tempat tidur perawatan dan intensif Covid-19 ditambah dari 88.485 menjadi 91.018.

Belum ada daerah dengan tempat tidur dan perawatan intensifnya di angka 60 persen di Indonesia. Di DKI Jakarta sejauh ini, dari 15.313 tempat tidur isolasi yang disediakan baru terisi 54,9 persen.

Begitu juga dengan tempat tidur ICU yang tersedia 921, baru terisi 44,1 persen. Berbeda halnya dengan kondisi saat penularan Delta, di mana DKI Jakarta merawat pasien Covid-19 sampai sebanyak 18.824 orang.

“Perlu kami imbau dengan tegas kembali pasien dengan tanpa gejala (OTG) dan gejala ringan hendaknya dirawat secara isolasi mandiri (isoman) atau isolasi terpusat (isoter) yang disediakan pemerintah. Mari kita bantu saudara-saudara kita yang lebih membutuhkan perawatan intensif di rumah sakit karena memiliki gejala sedang, berat, kritis, dan memiliki komorbid,” ujar Nadia, Selasa (15/2/2022).

 

photo
Rekor baru kasus harian Covid-19 di Indonesia. - (covid-19.go.id)

 

 

Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito kemarin menambahkan, persentase keterisian tempat tidur di rumah sakit atau BOR untuk pasien Covid-19 menunjukkan tren kenaikan. Meskipun demikian, angkanya tercatat masih lebih rendah dibandingkan pada masa gelombang kedua atau penularan Delta.

Saat ini, persentase keterisian tempat tidur nasional sebesar 32,85 persen. Sementara, rekor tertinggi pada masa gelombang kedua,sebesar 77,32 persen.

“Persentase ketersediaan tempat tidur menunjukkan tren kenaikan meskipun angkanya masih lebih rendah dibanding lonjakan kedua,” ujar Wiku saat konferensi pers perkembangan Covid-19, Selasa.

Wiku menjelaskan, kasus positif nasional pada gelombang ketiga kali ini melonjak tajam lebih cepat dibandingkan saat gelombang kedua. Bahkan, jumlah kenaikan mingguan di minggu lalu hampir mencapai jumlah saat puncak kedua di masa varian Delta.

Pada minggu lalu, terdapat penambahan kasus positif sebesar 291 ribu. Sementara penambahan kasus tertinggi di puncak kedua adalah 350 ribu. Wiku mengatakan, peningkatan kasus positif ini juga berdampak pada tren kematian yang saat ini juga sudah mengalami peningkatan.

Kabar baiknya, peningkatan kasus kematian di masa lonjakan ketiga ini jauh lebih rendah dibandingkan saat lonjakan kedua. Pada minggu lalu, Satgas mencatat terdapat 505 orang meninggal. Sementara di masa lonjakan Delta ada lebih dari 12 ribu orang meninggal.

Untuk menghadapi kenaikan kasus, pemerintah telah menyiapkan ketersediaan tempat tidur untuk pasien Covid-19, termasuk dengan melakukan konversi tempat tidur di beberapa provinsi. Kendati demikian, Wiku mengingatkan kapasitas kesehatan tetap memiliki batasan meskipun saat ini masih banyak ketersediaan tempat tidur yang dapat dialokasikan untuk pasien Covid-19.

“Terlebih pula, saat ini sudah banyak tenaga kesehatan yang tertular dan sakit,” tambah Wiku.

 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement