REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Sebuah iklan lowongan pekerjaan untuk merekrut 30 masinis perempuan di Arab Saudi telah menarik 28 ribu pelamar. Jumlah ini menyoroti skala permintaan terpendam ketika negara yang dulunya melarang perempuan untuk menyetir mobil, terlebih lagi kereta hingga 2018.
Operator kereta api Spanyol Renfe mengatakan pada Rabu (16/2/2022), penilaian daring tentang latar belakang akademik dan kemampuan bahasa Inggris telah membantunya untuk mengurangi jumlah kandidat sekitar setengahnya. Mereka akan menyaring hingga setengahnya untuk dapat mulai bekerja pada pertengahan Maret.
Sebanyak 30 perempuan terpilih ini akan menjadi masinis antara kota Makkah dan Madinah setelah satu tahun pelatihan berbayar. Renfe mengatakan ingin menciptakan peluang bagi perempuan dalam bisnis lokalnya. Saat ini perusahaan itu mempekerjakan 80 laki-laki untuk menjadi masinis di Arab Saudi dan memiliki 50 orang lagi di bawah instruksi.
Kesempatan kerja bagi perempuan Saudi hingga saat ini terbatas pada peran seperti guru dan pekerja medis. Mereka harus mematuhi aturan pemisahan gender yang ketat.
Partisipasi perempuan dalam angkatan kerja hampir dua kali lipat dalam lima tahun terakhir. Jumlahnya menjadi 33 persen di tengah dorongan dari Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman untuk membuat negara kerajaan ini lebih terbuka dan mendiversifikasi ekonomi. Para perempuan sekarang mengambil pekerjaan yang dulunya terbatas pada laki-laki dan pekerja migran.
Tapi proporsi perempuan yang bekerja di Saudi masih sekitar setengah dari pria pada kuartal ketiga tahun lalu. Perempuan menganggur pun tiga kali lebih tinggi daripada laki-laki.