REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Pemerintah Australia ikut mengecam langkah Rusia mengakui Donetsk dan Luhansk di Ukraina timur sebagai wilayah merdeka. Canberra menilai, Moskow secara mencolok merusak kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina.
Kami juga mengecam pengumuman Presiden (Vladimir) Putin bahwa Rusia mengerahkan apa yang disebutnya (pasukan) ‘penjaga perdamaian’ ke Ukraina timur. Personel ini bukan penjaga perdamaian,” kata Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne, Selasa (22/2/2022), dikutip laman resmi Kementerian Luar Negeri Australia.
Payne mengungkapkan, saat ini Australia menjalin koordinasi erat dengan Amerika Serikat (AS), Inggris, Uni Eropa, dan pemerintahan lain di seluruh dunia untuk memastikan adanya konsekuensi besar atas langkah Rusia tersebut. “Bersama dengan mitra kami, kami siap untuk mengumumkan sanksi cepat dan berat yang akan menargetkan individu serta entitas penting Rusia yang bertanggung jawab untuk merusak kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina,” ucapnya.
Payne menegaskan, Australia bersolidaritas dan mendukung Ukraina. Dia menyerukan Rusia segera menghentikan “agresi” tak beralasan terhadap negara tetangganya tersebut. Menanggapi perkembangan terbaru, Payne mendesak semua warga Australia yang berada di Ukraina untuk meninggalkan negara tersebut. “Jangan menunda. Keselamatan warga Australia dan para pejabatnya adalah prioritas kami,” ujar Payne.
Menurut Payne, saat ini kedutaan Australia yang berada di Lviv telah ditutup sementara. “Pejabat Australia telah dikerahkan ke Polandia timur dan Rumania untuk membantu warga Australia yang ingin meninggalkan Ukraina,” katanya.
Vladimir Putin telah menandatangani dekret untuk mengakui Luhansk dan Donetsk yang berada di timur Ukraina sebagai wilayah merdeka. Putin mengabaikan peringatan Barat bahwa langkah semacam itu ilegal dan dapat menenggelamkan negosiasi damai.
Negara Barat yang tergabung dalam Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) telah menuduh Rusia memiliki rencana untuk menyerang Ukraina. Hal itu karena adanya pengerahan sekitar 150 ribu tentara Rusia ke wilayah perbatasan Ukraina. Namun Moskow membantah tudingan tersebut.