REPUBLIKA.CO.ID, oleh Lintar Satria Zulfikar, Indira Rezkisari
Peristiwa yang ditakutkan itu akhirnya tiba. Ketika Rusia akhirnya menyerang Ukraina lewat darat, udara, dan laut pada Kamis (24/2/2022). Serangan Rusia tersebut, dikutip dari Associated Press, adalah serangan terbesar dari satu negara ke negara lain di Eropa sejak era Perang Dunia II.
Hari ini rudal Rusia menghujani kota-kota di Ukraina. Tentara Rusia dilaporkan mencoba memasuki perbatasan ke bagian timur Chernihiv, Kharkiv, dan Luhansk. Tentara Rusia juga mendarat dari laut melalui kota-kota pelabuhan, seperti Odessa dan Mariupol di selatan.
Ledakan terdengar sebelum subuh di ibu kota Kiev yang berpenduduk tiga juta jiwa. Suara tembakan terdengar, sirene berputar, dan jalanan dipenuhi dengan kepadatan karena penduduk Kiev mencoba keluar dari kota tersebut.
Asap hitam mengebul dari markas pusat intelijensi Ukraina pascaledakan di Kiev tengah hari. Semuanya merupakan buntut dari kegagalan diplomasi Barat untuk menghindari peperangan dan menahan ambisi besar Presiden Rusia Vladimir Putin.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan, melalui akun Twitter-nya, Rusia sudah menyerang Ukraina sejak pagi. Serangan tersebut dinilainya mirip dengan aksi kelompok Nazi Jerman di saat Perang Dunia II. "Mulai hari ini negara kita ada di sisi lain sejarah dunia. Rusia sudah mulai menjalani niat jahatnya, tapi Ukraina akan membela dirinya dan tidak akan menyerahkan kebebasannya apa pun yang ada di pikiran Moskow."
Zelenskiy meminta masyarakat Ukraina membela negaranya. Bahkan pemerintah bersedia memberikan senjata ke siapa pun yang mau bertempur. Dia juga mendorong masyarakat Rusia turun ke jalan memprotes kebijakan Putin.
Penduduk Kharkiv, kota kedua terbesar di Ukraina, juga yang paling dekat ke perbatasan Rusia, mengatakan jendela apartemennya seakan tak henti terguncang akibat ledakan terus-menerus. Di kota Mangush dan Berdyansk, warga mengantre untuk mengambil uang tunai dan bensin. Mereka juga tampak membawa koper. Seorang wanita mengatakan, mereka hendak pergi untuk menghindari peperangan.
Kepastian mengenai jumlah korban perang memang belum terkonfirmasi. Ukraina melaporkan setidaknya delapan orang terbunuh akibat serangan Rusia. Lalu tiga penjaga perbatasan di bagian selatan Kherson juga terbunuh.
Militer Ukraina mengatakan berhasil menghancurkan empat tank milik Rusia di sebuah jalan dekat kota timur Kharkiv dan menewaskan 50 tentara Rusia di dekat sebuah kota di wilayah Luhansk. Mereka juga mengatakan telah menembak jatuh pesawat tempur keenam Rusia, juga di bagian timur Ukraina. Rusia telah membantah laporan bahwa pesawat atau kendaraan lapis baja mereka telah dihancurkan.
Pihak berwenang wilayah Odessa, selatan Ukraina, mengatakan, 18 orang tewas akibat serangan rudal. Pada Selasa (24/2), pihak berwenang Kota Brovary mengatakan enam orang juga tewas terbunuh, dikutip dari Reuters.