Jumat 25 Feb 2022 19:00 WIB

Pesan Gubernur Sumbar di Rakornas DDII

Rakornas DDII digelar di Sumbar.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Pesan Gubernur Sumbar di Rakornas DDII. Foto: Gubernur Sumbar, Mahyeldi (kanan) memberi petunjuk saat apel dan inspeksi mendadak (sidak) di Kantor Gubernur Sumatera Barat, di Padang, Senin (17/5/2021). Gubernur dan Wagub melakukan inspeksi mendadak di hari pertama kerja pascalibur lebaran di lingkungan Pemprov Sumbar, salah satunya menindak ASN yang melanggar peraturan karena tidak menggunakan baju KORPRI, tidak menggunakan PIN Anti Gratifikasi dan tidak masuk kerja di hari pertama.
Foto: ANTARA/Iggoy el Fitra
Pesan Gubernur Sumbar di Rakornas DDII. Foto: Gubernur Sumbar, Mahyeldi (kanan) memberi petunjuk saat apel dan inspeksi mendadak (sidak) di Kantor Gubernur Sumatera Barat, di Padang, Senin (17/5/2021). Gubernur dan Wagub melakukan inspeksi mendadak di hari pertama kerja pascalibur lebaran di lingkungan Pemprov Sumbar, salah satunya menindak ASN yang melanggar peraturan karena tidak menggunakan baju KORPRI, tidak menggunakan PIN Anti Gratifikasi dan tidak masuk kerja di hari pertama.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Sumatra Barat (Sumbar), Buya Mahyeldi Ansharullah membuka perhelatan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) dan Haflah ke-55 Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (DDII) pada Kamis (24/2/2022) malam. Pembukaan Rakornas berlangsung di Istana Kompleks Gubernuran, Padang, Sumatera Barat.

Buya Mahyeldi menyampaikan kegembiraan atas terpilihnya Sumatera Barat sebagai tempat pelaksanaan acara besar DDII. Menurutnya, antara Islam dan Sumatera Barat tidak bisa terpisahkan jika dilihat dari nilai historis. Selain itu banyaknya tokoh ulama yang memperjuangkan Indonesia dari daerah ini semakin mempererat hubungan Islam dengan Ranah Minangkabau.

Baca Juga

Menurut Buya Mahyeldi, DDII merupakan organisasi yang didirikan Mohammad Natsir, pahlawan nasional asal Solok, Sumatera Barat. Warisan perjuangan dari tokoh penggagas Mosi Integral tersebut jangan sampai hilang dan harus dijaga, salah satunya dengan menjaga semangat dakwah.

Buya Mahyeldi mengingatkan bahwa dalam berdakwah tidak mengenal istilah alumni. Dakwah harus terus bergulir seiring berjalannya zaman. "Sebagaimana namanya yaitu Dewan Da’wah, maka tidak ada kata alumni dalam istilah dakwah. Ini (dakwah) harus terus dilanjutkan," kata Buya Mahyeldi dalam siaran pers yang diterima Republika, Jumat (25/2/2022).

Gubernur Sumatera Barat ini menyinggung bahwa nilai historis yang tinggi antara Islam dengan Minangkabau mampu memberikan ruang kedamaian bagi adat dan syariat. Hal itu dapat dilihat dari adanya slogan "Adat Basanding Syara, Syara Basanding Kitabullah."

Buya Mahyeldi juga menandatangani prasasti peresmian rumah kelahiran Mohammad Natsir sebagai cagar budaya. Dalam penandatanganan prasasti tersebut,  Gubernur Sumatera Barat didampingi oleh Ketua Umum DDII Dr. Adian Husaini dan pewakif rumah kelahiran Mohammad Natsir, Tuti Murniati.

Untuk diketahui, DDII menggelar Rakornas dan Haflah ke-55 pada 24-26 Februari 2022 di Kota Padang, Sumatera Barat. Rakornas dihadiri peserta dari berbagai provinsi di Indonesia. Sejumlah pejabat dan tokoh diagendakan turut menyampaikan pemaparan pada agenda besar ini. Seperti Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin, Menparekraf Sandiaga Uno, Yusril Ihza Mahendra, Buya Gusrizal Gazahar, dan lain-lain.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement