REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Banjir dengan tinggi muka air (TMA) 100-150 sentimeter (cm) merendam tiga desa dan satu kelurahan di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada hari Sabtu (26/2/2022).
Peristiwa itu terjadi akibat dampak Sungai Wae Pesi yang meluap setelah sebelumnya hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah tersebut pada pukul 00.30 WIB.
"Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Manggarai mencatat ada sebanyak lima ekor sapi hanyut, dua unit perahu nelayan rusak terdampak banjir," kata Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari, seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Sabtu (26/2/2022).
Sementara permukiman warga banyak yang terendam banjir dan saat ini masih dalam pendataan.
Dia menambahkan, BPBD Kabupaten Manggarai juga melaporkan ruas jalan yang menghubungkan Ruteng-Reo tertutup material longsor di titik Gapong dan sekitarnya. Akibatnya mobilitas warga menjadi terhambat.
Lebih lanjut, pihaknya mengakui Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini cuaca yang mana, hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi masih berpotensi terjadi di wilayah Kabupaten Manggarai dan sekitarnya hingga Ahad (27/2/2022).
Menyikapi adanya informasi peringatan dini dari BMKG, dia menambahkan, BNPB meminta kepada seluruh unsur pemangku kebijakan di daerah agar segera mengambil tindakan yang dianggap perlu dalam rangka pencegahan, mitigasi dan peningkatan kapasitas.
"Upaya seperti susur sungai, normalisasi Daerah Aliran Sungai (DAS), pembersihan lingkungan di sepanjang aliran sungai dan selokan menjadi penting dilakukan dengan harapan mampu meminimalkan dampak bencana yang dapat dipicu oleh faktor cuaca," ujarnya.