Kamis 03 Mar 2022 03:22 WIB

Warga Korsel Tolak Pembangunan Masjid, Islamofobia atau Xenofobia?

Tepat satu tahun lalu, komunitas muslim di Distrik Daegu mendirikan masjid.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Agung Sasongko
Umat Muslim menjalankan ibadahnya di salah satu masjid di Kota Seoul, Korea.
Foto: EPA
Umat Muslim menjalankan ibadahnya di salah satu masjid di Kota Seoul, Korea.

REPUBLIKA.CO.ID,  DAEGU -- Tepat satu tahun lalu, komunitas muslim di Distrik Daegu, Korea Selatan mendirikan masjid.  Melansir laman nytimes.com, Rabu (2/3/2022),  sebanyak 150 muslim yang merupakan mahasiswa Universitas Nasional Kyungpook membangun masjid di sebelah gedung yang digunakan sementara untuk shalat. Namun pembangunan masjid terpaksa dihentikan karena warga sekitar menolak keberadaan masjid tersebut. 

Di dalam sebuah gedung yang temaram  terlihat pemuda Muslim bersujud dan shalat dalam keheningan. Di luar, tetangga mereka, warga Korea berkumpul memprotes dengan spanduk kemarahan bertuliskan sarang teroris pindah ke lingkungan mereka.

Baca Juga

"Masjid itu akan mengubah lingkungan Daehyeon-dong menjadi daerah kantong muslim dan daerah kumuh yang dipenuhi kejahatan,” tulis warga Korea di papan tanda dan spanduk protes. 

Menurut mereka masjd akan membawa lebih banyak kebisingan dan bau makanan dari budaya asing dan dapat mengusir penduduk Korea. 

Mahasiswa Muslim dan pendukung Korea mereka melawan, dengan alasan bahwa mereka memiliki hak untuk hidup dan ibadah dalam damai di Daegu, salah satu kota paling konservatif secara politik di Korea Selatan.  “Ada perbedaan antara protes dan pelecehan,” kata Muaz Razaq, 25, mahasiswa   doktoral ilmu komputer yang berasal dari Pakistan. 

Razaq menilai tindakan yang dilakukan warga Korea itu bukan lagi bentuk unjuk rasa tetapi merupakan pelecehan. Meski Korea Selatan dikenal dengan pengaruh globalisasinya namun mereka masih bergulat dengan gelombang anti-imigran dan Islamofobia yang ganas. 

Mereka berhasil mengekspor budayanya ke luar negeri, namun lambat menyambut budaya lain di dalam negeri. Konflik pembangunan masjid merupakan contoh nyata, bagian dari fenomena yang lebih besar di mana warga Korea Selatan harus menghadapi apa artinya hidup dalam masyarakat yang semakin beragam. 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement