Menurutnya, ini semua adalah retorika Barat, yang seharusnya menjadi “orang baik” melawan agenda yang terbukti tidak liberal dan anti-kemanusiaan dari Vladimir Putin dan sekutunya. Tapi orang-orang yang mengucapkan kalimat rasialis itu sebenarnya tidak jauh berbeda sikap dan pemahamannya dengan Putin.
"Meskipun mereka mungkin berpikir mereka berada di sisi kanan sejarah, retorika mereka adalah bagian dari hierarki global yang dibentuk oleh nilai-nilai rasialis dan tidak liberal yang sama yang memberdayakan Putin," ujarnya.
Standar ganda dikatakan terlihat paling jelas dalam kontras antara kuantitas dan kualitas dukungan global untuk Ukraina. Termasuk mempersenjatai mereka dengan MANPADS (senjata anti-pesawat), senjata anti-tank, dan jet tempur. Sementara ada pengabaian total pada perang di Suriah oleh dunia internasional.
Tercatat, dalam 11 tahun perang genosida di Suriah, tidak ada campur tangan dunia internasional. Tidak pernah ada serah terima atau bantuan MANPADS apa pun. Perbandingan campur tangan Putin di Suriah dan serangan ke Kiev menunjukkan dengan jelas bahwa bagi dunia Barat, hanya orang-orang kulit putih Eropa yang bisa mendapat empati.
"Bayangkan jika dunia menerapkan sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya ini terhadap Rusia atas perannya dalam melakukan genosida terhadap warga Suriah? Mungkin sanksi seperti itu tidak dibenarkan jika korbannya kebanyakan berkulit cokelat, Muslim non-Eropa yang tinggal di tanah di mana perang dan pembantaian massal tidak mengejutkan tetapi tampaknya tak terhindarkan dan biasa," kata Hamad.