REPUBLIKA.CO.ID,JAMBI -– Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu’ti memuji dipilihnya “Gerakan Pemuda Negarawan” sebagai tema Tanwir II Pemuda Muhammadiyah di Jambi, Jumat-Ahad, 4-6 Maret 2022.
“Kita sekarang ini sedang mengalami krisis negarawan. Pimpinan lembaga-lembaga, organisasi-organisasi pada beberapa hal mementingkan pribadi dan kelompoknya masing-masing dibandingkan dengan kepentingan bangsa. Tapi kita tidak boleh larut. Karena ciri dari gerakan Muhammadiyah adalah memberikan catatan dan jalan keluar,” kata Mu’ti saat memberikan sambutan pada seremoni pembukaan Tanwir II, Jumat (4/3/2022).
Abdul Mu'ti juga memberikan tiga pesan bagi arah gerakan negarawan Pemuda Muhammadiyah ke depan. Pertama, Mu’ti berpesan agar kader-kader Pemuda senantiasa mengambil semangat dari banyaknya negarawan yang lahir dari rahim Muhammadiyah. Dari masa pra kemerdekaan hingga pasca kemerdekaan, Muhammadiyah menyumbang lebih dari 20 nama pahlawan nasional.
“Tapi kita tidak boleh larut dalam romantisme sejarah karena kita harus melihat masa sekarang dan masa depan. Muhammadiyah harus hadir dan mewarnai kehidupan kebangsaan dengan potensi masing-masing yang dimiliki oleh Pemuda Muhammadiyah,” tuturnya.
Kedua, Abdul Mu’ti berpesan agar Pemuda Muhammadiyah kian merekat pengamalan prinsip Negara Pancasila Darul Ahdi wa Syahadah. Semakin banyak kiprah Muhammadiyah terhadap bangsa akan semakin mengikis narasi negatif kelompok primordial yang selalu mempertentangkan antara Islam dan Nasionalisme.
“Komitmen Pemuda Muhammadiyah untuk meneguhkan peran-peran kebangsaan. Peran partisipatif dan konstruktif itu dibutuhkan untuk bagaimana kita menjadi komunitas yang minoritas tapi kreatif dalam menyelesaikan persoalan keumatan dan kebangsaan,” jelasnya.
Ketiga, Abdul Mu’ti berpesan agar Pemuda Muhammadiyah terus menjaga sifat inklusif yang selama ini telah menjadi karakternya. Pemuda Muhammadiyah juga diminta terus mensyiarkan inklusivisme kepada masyarakat luas untuk mengikis polarisasi yang masih kuat.
“Ini yang perlu dilakukan Pemuda Muhammadiyah dan saya yakin mampu sesuai moto Fastabiqul Khairat. Dengan moto itu Pemuda Muhammadiyah sadar berada di masyarakat majemuk, tapi kita tidak boleh euforia pada kemajemukan tapi lupa pada persatuan kebangsaan. Bhinneka Tunggal Ika,” pungkasnya.