Selasa 08 Mar 2022 06:38 WIB

Daya Saing Digital di Indonesia Dinilai Semakin Merata

Penguatan infrastruktur TIK memungkinkan digitalisasi di berbagai aspek.

Red: Gilang Akbar Prambadi
Era digitalisasi (ilustrasi).
Foto: Www.freepik.com
Era digitalisasi (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – East Ventures, perusahaan venture capital yang memelopori investasi startup teknologi di seluruh bidang (sector-agnostic) dan paling aktif di Indonesia, bersama Katadata Insight Center dan PwC Indonesia meluncurkan East Ventures - Digital Competitiveness Index (EV-DCI) 2022. Laporan riset EV-DCI 2022 merupakan pengukuran daya saing digital Indonesia dengan tema 'Menuju Era Keemasan Digital Indonesia'.

“Pada tahun ini, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi digital yang terus berkembang dan daya saing digital yang semakin meningkat. Harapannya, melalui laporan tahunan EV-DCI, East Ventures telah menghadirkan informasi yang mendalam untuk seluruh stakeholder dalam memperkuat sektor digital sehingga peningkatan daya saing digital dapat semakin merata di Indonesia,” ujar Willson Cuaca, Co-Founder dan Managing Partner East Ventures, Senin (7/3/2022).

Baca Juga

EV-DCI 2022 menyajikan data daya saing digital di 34 provinsi dan 25 kota/kabupaten di Indonesia. Daya saing digital di daerah-daerah di Indonesia terus menunjukkan tren positif. Ini terlihat dengan skor EV-DCI 2022 sebesar 35,2 yang mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu sebesar 32,1 (2021) dan dua tahun sebelumnya, yaitu 27,9 (2020). 

Panel ahli Katadata Insight Center, Mulya Amri, mengatakan bahwa peningkatan daya saing digital turut dialami di banyak provinsi di luar Pulau Jawa. “Meskipun peringkat 10 besar dengan skor EV-DCI tertinggi masih dikuasai oleh provinsi di Jawa dan Bali, provinsi-provinsi lain terus menunjukkan peningkatan daya saing yang cukup baik,” ujar Mulya Amri.

Penurunan kesenjangan daya saing digital ini juga terlihat dari nilai spread yang semakin kecil. Nilai spread atau selisih antara skor provinsi tertinggi (DKI Jakarta 73,2) dan terendah (Papua 24,9) untuk EV-DCI 2022 yaitu 48,3, sementara pada 2021 dan 2020 masing-masing 55,6 dan 61,9. “Semakin kecil nilai spread ini menunjukkan peningkatan daya saing digital dari provinsi-provinsi di urutan menengah dan bawah,” kata Mulya.

Laporan riset EV-DCI juga dilengkapi dengan hasil survei terhadap 71 pelaku usaha digital, analisa delapan sektor, serta perspektif dari 18 tokoh. Perspektif ini mencakup para pengambil kebijakan di pemerintah, antara lain Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Menteri Kesehatan, dan lainnya. Selain itu perspektif juga mencakup para founder startup seperti CEO GoTo, CEO Xendit, Presiden Traveloka, dan lain sebagainya.

Dalam wawancara khusus tersebut, sejumlah perspektif menguatkan potensi Indonesia menuju era keemasan digital. Para tokoh tersebut menegaskan langkah serta strategi yang mereka lakukan terkait peningkatan ekonomi digital. 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, digitalisasi dapat memberikan nilai tambah tersendiri di berbagai bidang. “Percepatan digitalisasi ekonomi, menciptakan peluang yang merata dan beragam, dan mendorong kesempatan dan produktivitas untuk menghasilkan nilai tambah,” kata Airlangga.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa efisiensi dapat dicapai melalui digitalisasi pada sistem pemerintahan. “Pemerintah saat ini ingin sistem yang lebih efisien dan cara untuk mencapai hal tersebut salah satunya dengan penerapan digitalisasi. Dengan digitalisasi semua akan terkoneksi, korupsi akan berkurang, efisiensi akan bagus, dan kita akan lebih kompetitif,” kata Luhut.

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa standarisasi data yang dilakukan dengan digitalisasi dapat mendorong terciptanya ekonomi digital di sektor kesehatan. “Standarisasi data kesehatan dapat diintegrasikan ke platform, baik itu di obat-obatan, vaksinasi, rumah sakit, laboratorium. Harapannya startup dapat mengembangkan dan menggunakan platform tersebut,” kata Budi. 

Transformasi digital ikut berkembang dan berkontribusi terhadap sektor-sektor esensial yang berkaitan dengan kegiatan sehari-hari, misalnya sektor logistik, fintech, edutech, dan healthtech. Transformasi digital juga telah lebih dahulu menyentuh sektor pariwisata dan e-commerce. 

Komitmen pemerintah dalam mendukung pertumbuhan dan pemerataan ekonomi digital tergambar dari beberapa wawancara yang dilakukan dalam penyusunan laporan ini. Luhut mengatakan digitalisasi mulai banyak diterapkan di pemerintahan, contohnya adalah pada pengadaan barang dan jasa pemerintah dengan sistem e-katalog. Selain itu Budi menjelaskan cara penanganan dan pemantauan Covid-19 di Indonesia yang telah mengadopsi digitalisasi. Aplikasi PeduliLindungi dan berbagai layanan kesehatan dari Kementerian Kesehatan yang bisa diakses melalui telemedicine  semuanya telah berbasis online.

Strategi yang tepat untuk mencapai era keemasan digital di Indonesia dapat digambarkan dengan bentuk rumah. infrastruktur Teknologi, Informasi, dan Komunikasi (TIK) menjadi landasan fundamental yang dapat dibutuhkan lintas sektor dan lembaga.

Penguatan infrastruktur TIK memungkinkan digitalisasi di berbagai aspek, sehingga mengakselerasi terciptanya pemerintah digital, masyarakat digital, serta bisnis digital. Aspek-aspek tersebut juga perlu diperkokoh oleh penerapan prinsip berkelanjutan atau Environmental, Social, and Governance (ESG) untuk menjaga pertumbuhan ekonomi digital secara jangka panjang. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement