REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia mengumumkan gencatan senjata terbaru untuk pembentukan koridor kemanusiaan guna mengevakuasi warga sipil dari kota-kota di Ukraina mulai Selasa (8/3/2022) pukul 10.00 waktu setempat meski ditolak Ukraina. Kota-kota tersebut termasuk Kiev, Kharkiv, Chernihiv, Sumy, dan Mariupol.
Warga sipil yang meninggalkan kota Kiev, Chernigov dan Kharkiv akan melakukan perjalanan ke Rusia, beberapa melalui Belarus. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy telah menolak proposal sebelumnya untuk mengevakuasi warga Ukraina ke dalam apa yang disebut sebagai "wilayah pendudukan" di Rusia dan Belarus.
Kendati begitu, orang-orang yang meninggalkan kota Sumy dan Mariupol akan diberikan pilihan jalan masing-masing ke Rusia atau ke kota-kota Ukraina Poltava dan Zaporizhia. Ukraina telah diberi waktu hingga pukul 3.00 pagi waktu Moskow untuk menyetujui persyaratan tersebut.
Duta Besar Ukraina untuk PBB Sergiy Kyslytsya mengatakan pada pertemuan Dewan Keamanan PBB sebelumnya bahwa Rusia telah merusak pengaturan untuk koridor kemanusiaan pada Selasa yang bersikeras bahwa semua rute akan melalui Rusia atau Belarus.
Perang Rusia di Ukraina dimulai pada 24 Februari yang telah menarik kecaman internasional, menyebabkan sanksi keuangan di Moskow. dan mendorong eksodus perusahaan global dari Rusia. Barat juga telah memberlakukan pembatasan ekspor yang menggigit pada teknologi utama yang sekarang dilarang dikirim ke Rusia.
Setidaknya 406 warga sipil telah tewas dan 801 lainnya terluka di Ukraina sejak awal perang. Namun badan internasional itu menyatakan bahwa kondisi di lapangan telah membuat sulit untuk memverifikasi jumlah sebenarnya dari korban sipil. Badan Pengungsi PBB mencatat, lebih dari 1,7 juta orang juga telah melarikan diri ke negara-negara tetangga.