Rabu 09 Mar 2022 08:49 WIB

PM Swedia Tolak Desakan Bergabung dengan NATO

Swedia sebut bergabung dengan NATO akan merusak stabilitas keamanan di Eropa

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
 Perdana Menteri Swedia Magdalena Andersson olak desakan oposisi untuk mempertimbangkan bergabung dengan NATO
Foto: AP/John Thys/Pool AFP
Perdana Menteri Swedia Magdalena Andersson olak desakan oposisi untuk mempertimbangkan bergabung dengan NATO

REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM -- Perdana Menteri Swedia Magdalena Andersson tolak desakan oposisi untuk mempertimbangkan bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) setelah Rusia menginvasi Ukraina. Ia mengatakan langkah tersebut akan merusak stabilitas keamanan di Eropa.

Swedia tidak pernah terlibat dalam perang sejak 1814 dan membangunkan kebijakan luar negerinya dengan tidak berpartisipasi pada aliansi militer. Tapi ketika ketegangan dengan Rusia di kawasan Baltik meningkat beberapa tahun terakhir Swedia semakin dekat dengan NATO.

Baca Juga

Invasi yang Rusia sebut "operasi militer khusus" kembali memicu desakan agar Swedia dan Finlandia yang juga bukan anggota NATO untuk bergabung dengan aliansi pertahanan tersebut.

"Bila Swedia memilih untuk mengirimkan aplikasi untuk bergabung dengan NATO pada situasi saat ini, maka akan mendestabilisasi lebih jauh kawasan Eropa dan meningkatkan ketegangan," kata Anderson, Selasa (8/3/2022) kemarin.

"Selama ini saya sudah tegaskan dengan mengatakan apa yang terbaik bagi keamanan Swedia dan bagi keamanan kawasan Eropa adalah pemerintahan memiliki kebijakan luar negeri jangka-panjang, konsisten dan dapat diprediksi dan keyakinan saya masih sama," tambahnya.

Rusia tidak ingin Finlandia atau Swedia bergabung dengan NATO. Bulan lalu Moskow menyampaikan ancaman terbaru dengan mengatakan akan ada "konsekuensi militer-politik serius" bila dua negara itu melakukannya.

Pernyataan Andersson ini disampaikan setelah ia rapat dengan pemimpin-pemimpin partai oposisi mengenai situasi keamanan saat ini. Berdasarkan jajak pendapat pekan lalu yang digelar Demoskop dan surat kabar Aftonbladet menunjukkan 51 persen warga Swedia mendukung keanggotaan NATO. Naik dari bulan Januari lalu yang sebanyak 42 persen.

Sementara yang menolaknya turun dari 37 persen menjadi 27 persen. Pertama kalinya survei menunjukkan sebagian besar warga Swedia mendukung keanggotaan NATO.

Ketua partai Moderat, Ulf Kristersson mendesak pemerintah mulai menggelar pembicaraan politik domestik mengenai keanggotaan NATO. Perdebatan yang sudah dimulai di Finlandia.

Hubungan militer Finlandia dan Swedia sangat dekat dan langkah salah satu negara bergabung dengan NATO akan menambah tekanan pada negara lainnya untuk mengambil tindakan yang sama. "Ini mendesak," kata Kristersson pada kantor berita TT.

"Kami tidak bisa menahan angin dan berharap semuanya berakhir dan kemudian terkejut dengan keputusan Finlandia dalam satu atau dua bulan," tambahnya.

Baca juga : Turki: Kami tak Diskriminatif, 20 Ribu Pengungsi Ukraina Ditampung

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement