Rabu 09 Mar 2022 15:57 WIB

Menlu Rusia dan Ukraina akan Bertemu di Antalya Turki

Ukraina telah mengonfirmasi agenda pertemuan tersebut, sementara Rusia tengah bersiap

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Delegasi Rusia dan Ukraina telah memulai pembicaraan putaran ketiga di Belovezhskaya Pushcha, Belarusia, Senin (7/3/2022).
Foto: Maxim Guchek/BelTA Pool Photo via AP
Delegasi Rusia dan Ukraina telah memulai pembicaraan putaran ketiga di Belovezhskaya Pushcha, Belarusia, Senin (7/3/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergey Lavrov diagendakan bertemu Menlu Ukraina Dmitry Kuleba di sela-sela forum diplomatik Antalya, Turki, Kamis (10/3/2022). Ukraina dilaporkan telah mengonfirmasi tentang agenda pertemuan tersebut.

“Kami yakin sejak Ukraina telah mengonfirmasi, pertemuan itu (Lavrov dan Kuleba) memang akan terjadi, terutama karena diprakarsai Turki, tuan rumah acara di sela-sela pertemuan yang diharapkan akan diadakan,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova kepada stasiun radio Sputnik, Rabu (9/3/2022).

Baca Juga

Zakharova mengungkapkan, Rusia sedang membuat persiapan untuk pembicaraan, tapi tidak terburu-buru. Dia mengatakan, penerbangan Lavrov ke Antalya dijadwalkan pada Rabu. Menlu Turki Mevlut Cavusoglu dilaporkan akan turut berpartisipasi dalam pertemuan Lavrov dan Kuleba. Namun belum ada keterangan terperinci tentang topik apa saja yang bakal dibahas dalam pertemuan di Antalya. 

Sebelum Rusia melancarkan serangan ke Ukraina, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memang telah mengutarakan keinginannya untuk mempertemukan pemimpin kedua negara tersebut. Tujuannya agar krisis antara Kiev dan Moskow dapat diselesaikan. “Tawaran presiden kami untuk menyatukan para pemimpin Rusia dan Ukraina sebenarnya adalah proposal paling penting dan konkret untuk mengatasi krisis ini,” kata juru bicara kepresidenan Turki Ibrahim Kalin pada 19 Februari lalu, dikutip Yeni Safak. 

Kalin berpendapat, dialog dan diplomasi harus diprioritaskan dalam mengatasi krisis di perbatasan Rusia-Ukraina. Ketegangan pun harus dikurangi oleh para pihak. “Krisis di wilayah Ukraina mempengaruhi semua orang secara negatif. Ekspektasi, upaya, dan harapan kami adalah tidak ada konflik, intervensi militer, atau pendudukan yang akan terjadi,” ujarnya.

Turki telah berulang kali menyampaikan kesediaannya menjadi mediator antara Rusia dan Ukraina. Erdogan mengungkapkan, pertemuan trilateral dapat digelar di Istanbul dengan partisipasi para pemimpin kedua negara. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement