Rabu 09 Mar 2022 23:59 WIB

Delapan Napi Terorisme di Lapas Medan Berikrar Setia kepada NKRI

Ikrar setia kepada NKRI oleh napi terorisme di Lapas Medan diapresiasi

Penjara (ilustrasi). Ikrar setia kepada NKRI oleh napi terorisme di Lapas Medan diapresiasi
Penjara (ilustrasi). Ikrar setia kepada NKRI oleh napi terorisme di Lapas Medan diapresiasi

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN- Tujuh orang narapidana terorisme (napiter) di Lapas Kelas I Medan dan satu orang di Lapas Perempuan Kelas IIA Medan, Sumatra Utara, berjanji berpegang teguh kepada Pancasila dan UUD 1954 dengan mengucapkan ikrar setia kepada NKRI.

"Setelah melaksanakan ikrar setia, maka napi terorisme kembali kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika dan meningkatkan kesadaran bela negara untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa," kata Kakanwil Kementerian Hukum dan HAM Sumut Imam Suyudi, di Medan, Rabu (9/3/2022).

Baca Juga

Imam mengapresiasi langkah yang telah diambil Lapas Kelas I Medan dan Lapas Perempuan Kelas IIA Medan dalam melaksanakan pembinaan kepada napiter sehingga mampu melaksanakan Upacara Ikrar Setia NKRI kepada delapan orang napi terorisme," ucapnya.

Direktur Pembinaan Narapidana dan Latihan Kerja Produksi Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kemenkumham, Thurman Hutapea, mengatakan bahwa ini merupakan salah satu bentuk keberhasilan pembinaan kepada napi yang dilakukan Lapas Kelas I Medan dan Lapas Perempuan Kelas IIA Medan.

Pernyataan ikrar setia kepada NKRI ini, katanya, berarti napitertelah siap untuk mencintai NKRI dan bersama-sama menjaga Pancasila dengan perbedaan yang ada.

"Memahami bahwa Pancasila bukan hanya berkedudukan sebagai Dasar Negara Republik Indonesia, tetapi juga sebagai ideologi nasional, pandangan hidup bangsa Indonesia, dan pemersatu bangsa," ujar Thurman. 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement