REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyoroti keputusan Rusia yang meningkatkan tingkat siaga pasukan nuklirnya. Guterres mengatakan, hal itu meningkatkan momok konflik nuklir yang sudah tidak terlihat selama beberapa dekade.
"Prospek konflik nuklir yang dulu tidak terpikirkan sekarang menjadi mungkin terjadi. Keamanan dan keselamatan fasilitas nuklir juga harus dijaga. Sudah waktunya untuk menghentikan kengerian yang terjadi pada rakyat Ukraina dan mengambil jalur diplomasi dan perdamaian," kata Guterres, dilansir Anadolu Agency, Selasa (15/3/2022).
Guterrres memperingatkan bahwa, Ukraina menghadapi bencana kemanusiaan yang mengerikan di tengah peningkatan eskalasi perang oleh Rusia. Guterres mengatakan, Rusia mendesak perang yang berpotensi menyebar jauh melampaui perbatasan negara.
"Eskalasi perang lebih lanjut, baik secara kebetulan atau disengaja, mengancam seluruh umat manusia," ujar Guterres.
Guterres telah melakukan kontak dengan para pemimpin China, Prancis, Jerman, India, Israel, dan Turki untuk upaya mediasi. PBB akan memberikan tambahan bantuan kemanusiaan sebesar 40 juta dolar AS. Bantuan kemanusiaan ini akan digunakan untuk membantu mereka yang paling terpukul oleh konflik.
Perang Rusia-Ukraina, yang dimulai pada 24 Februari, telah menarik kecaman internasional. Hal ini mendorong Amerika Serikat (AS), Uni Eropa, dan negara lainnya menjatuhkan sanksi kepada Rusia. Selain itu, sebagian besar perusahaan global hengkang dari Rusia.