Selasa 22 Mar 2022 21:05 WIB

Rusia dan Ukraina Bertukar Tawanan Perang

Rusia dan Ukraina bertukar tawanan perang untuk pertama kalinya sejak invasi.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
 Kendaraan dan bangunan yang rusak di pusat kota Kharkiv di Ukraina, Rabu, 16 Maret 2022. Baik Rusia dan Ukraina memproyeksikan optimisme menjelang putaran pembicaraan lain yang dijadwalkan Rabu, bahkan ketika pasukan Moskow menghujani Kyiv dan kota-kota besar lainnya dalam upaya untuk menghancurkan perlawanan yang telah menggagalkan harapan Kremlin untuk kemenangan kilat.
Foto: AP/Pavel Dorogoy
Kendaraan dan bangunan yang rusak di pusat kota Kharkiv di Ukraina, Rabu, 16 Maret 2022. Baik Rusia dan Ukraina memproyeksikan optimisme menjelang putaran pembicaraan lain yang dijadwalkan Rabu, bahkan ketika pasukan Moskow menghujani Kyiv dan kota-kota besar lainnya dalam upaya untuk menghancurkan perlawanan yang telah menggagalkan harapan Kremlin untuk kemenangan kilat.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia dan Ukraina bertukar tawanan perang untuk pertama kalinya sejak invasi. Komisaris Hak Asasi Manusia di Rusia, Tatyana Moskalkova, mengatakan, sembilan prajurit Rusia telah dibebaskan.

"Pertukaran pertama terjadi. Sembilan prajurit kami telah dikembalikan," kata Moskalkova, dilansir TASS, Selasa (22/3/2022).

Moskalkova membenarkan bahwa, prajurit Rusia itu ditukar dengan Wali Kota Melitopol yang sebelumnya ditangkap oleh pasukan Moskow. Pada Jumat (11/3), Wali Kota Melitopol Ivan Fesorov telah diculik. Penculikan ini dikonfirmasi oleh Presiden Volodymyr Zelenskyy dan pejabat Ukraina lainnya

“Sekelompok 10 penjajah menculik Wali Kota Melitopol, Ivan Fedorov,” kata parlemen Ukraina, dilansir Alarabiya.

Fedorov ditangkap ketika berada di pusat krisis kota untuk mengurusi masalah pasokan. Presiden Zelenskyy mengkonfirmasi penculikan itu dalam sebuah pesan video pada Jumat malam. Zelenskyy menyebut Fedorov sebagai wali kota yang berani membela Ukraina dan anggota komunitasnya.

"Ini jelas merupakan tanda kelemahan penjajah. Mereka telah pindah ke tahap teror baru di mana mereka mencoba untuk secara fisik melenyapkan perwakilan dari otoritas lokal Ukraina yang sah," kata Zelenskyy.

Zelenskyy mengatakan, penangkapan walikota Melitopol merupakan tindak kejahatan terhadap demokrasi. Dia menyamakan tindakan penjajah Rusia seperti kelompok teroris ISIS.

Wakil kepala administrasi kepresidenan Ukraina, Kirillo Timoshenko, mengunggah video di Telegram yang menunjukkan tentara keluar dari sebuah gedung dengan memegang seorang pria berpakaian hitam. Kepala pria itu tampak ditutupi dengan tas hitam.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement