Rabu 23 Mar 2022 00:25 WIB

Wanita Muslim Hadapi Diskriminasi Perawatan Kesehatan di Inggris

Perawatan kesehatan di Inggris kurang memahami budaya dan bias terhadap Muslim.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Muslim muda Inggris. Wanita Muslim Hadapi Diskriminasi Perawatan Kesehatan di Inggris
Foto:

Dilansir dari Al Araby, Selasa (22/3/2022), seorang ibu dua anak, Ayesha Siddiqui dari Leeds mengaku tidak nyaman memiliki staf medis pria, tetapi jika mengatakannya atau meminta sesuatu, mereka akan mengira dirinya cerewet. Laporan itu juga melukiskan gambaran yang memberatkan tentang perawatan kesehatan mental dan mengatakan rasisme dan ketidaksetaraan sosial ekonomi menciptakan hasil kesehatan yang mengerikan, bagi orang-orang etnis minoritas yang menghadapi masalah kesehatan mental.

Diskriminasi rasial dalam sistem perawatan kesehatan ditambah dengan stigma budaya dalam komunitas Muslim tentang kesehatan mental, menciptakan pedang bermata dua. Komunitas Muslim, khususnya yang berasal dari Asia Selatan sering gagal mendapatkam akses ke layanan kesehatan mental spesialis yang mereka butuhkan. 

Adeela K. (yang tidak ingin disebutkan namanya) mengatakan dia merasa setengah dari perjuangan adalah membuat terapis memahami konteks agama dan budaya ketika menangani masalah kesehatan mental. “Saya dilecehkan oleh seorang kerabat ketika saya masih muda dan banyak trauma dan kesulitan saya memprosesnya terkait dengan masalah budaya seperti kehormatan keluarga, gagasan seputar keperawanan dan perjodohan dan konselor saya tidak mengerti. Separuh waktu saya terbuang untuk mencoba menjelaskan masalah budaya dan tanggapannya adalah, beri tahu ayahmu, itu akan membuatmu merasa lebih baik tentang hal itu. Memberitahu ayah saya adalah hal terakhir yang bisa saya lakukan. Saya tidak pernah kembali ke konselor tersebut,” ungkapnya.

“Kurangnya pemahaman tentang konteks agama dan budaya seputar kesehatan mental merupakan hambatan besar untuk mendapatkan dukungan yang benar,” kata psikolog Lily Sabir.

“Kurangnya pemahaman budaya, bias Barat dan hambatan bahasa adalah faktor kunci yang saya dengar dari klien saya sendiri yang telah menghadapi diskriminasi aktif dan prasangka dari para profesional yang umumnya tidak memiliki pengalaman dalam merawat orang dewasa muda dan tua yang beragam. Intervensi mereka hanya sejauh ini dan tidak lama sebelum klien merasa benar-benar tidak percaya ketika dirawat karena masalah kesehatan mental/fisik,” jelasnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement