Rabu 23 Mar 2022 15:18 WIB

Fokus pada Pembaruan Keberlanjutan Usaha, SSMS Kerja Sama dengan DTFAS

Kebijakan keberlanjutan merupakan penyelarasan praktik keberlanjutan.

Foto ilustrasi PT SSMS  memberlakukan kebijakan keberlanjutan dalam rangka penyelarasan praktik keberlanjutan.
Foto: istimewa/doc humas
Foto ilustrasi PT SSMS memberlakukan kebijakan keberlanjutan dalam rangka penyelarasan praktik keberlanjutan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  —  PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) bersama dengan   PT Citra Borneo Utama (CBU) dan PT Citra Borneo Indah (CBI), menyepakati kerja sama dengan Delloitte & Touche Financial Advisory Services Pte Ltd (DTFAS) terkait pengembangan Sustainability Road Map (Peta Jalan Keberlanjutan).

PT SSMS concern pada pembaruan keberlanjutan usaha. Bersama PT CBU dan PT CBI, SSMS bekerja sama dengan DTFAS untuk meninjau kinerja keberlanjutan dan ketertelusuran kepada pemasok minyak sawit mentah (CPO) ke CBU. Di antaranya, PT Sepalar Yasa Kartika (PT SYK) dan PT Sawit Mandiri Lestari (PT SML).

“Kami telah mendapatkan perjanjian dengan manajemen pemasok untuk meningkatkan standar operasional dan keberlanjutan sebagaimana yang dilakukan pada SSMS,” kata CEO SSMS Nasarudin bin Nasir dalam siaran persnya,  Rabu (23/3/2022).

Perusahaan memberlakukan kebijakan keberlanjutan dalam rangka penyelarasan praktik keberlanjutan. Tidak hanya kepada grup perusahaan, tetapi juga terhadap entitas rantai pemasok kelapa sawit, seperti kepada PT SML dan PT SYK. Menurutnya, hal ini dilakukan guna memastikan pemasok tersebut telah sesuai prinsip-prinsip Keberlanjutan SSMS dan perusahaan hilirisasi afiliasinya PT CBU.

CEO CBU Ballakhrisnan Naidu mengatakan, CBU mempunyai kebijakan ketat terhadap seluruh pemasok, guna merekam proses rantai pasokan sampai pada pengiriman ke konsumen (traceability process). Ini diterapkan, guna memitigasi risiko dan memastikan jaminan keamanan produk kepada seluruh konsumen Perseroan. Hal ini sesuai kriteria investasi yang diharapkan oleh mitra usaha CBU.

Tujuan DTFAS membantu perseroan dalam meninjau Kinerja dan Isu Keberlanjutan PT SYK dan PT SML, menurutnya,  untuk menyelaraskan dengan 'Prinsip Keberlanjutan' yang disusun melalui peta jalan Keberlanjutan SSMS yang telah disiapkan pada Agustus 2017. Ini bagian dari tujuan SSMS agar seluruh pemasok mematuhi kebijakan dan memenuhi kriteria Keberlanjutan Perusahaan.

DTFAS telah meninjau Peta Jalan Keberlanjutan SSMS, serta memberikan sedikitnya empat pendapatnya. Pertama, Memperbarui 'Peta NDPE' yang relevan dengan pemasok utama. Kedua, Melacak kemajuan dan penyelesaian terkait dengan permasalahan para Pemangku Kepentingan.

Ketiga, Memberikan komunikasi eksternal terhadap pemangku kepentingan tentang kemajuan pekerjaan dengan para pemasok, dan keempat, Mengintegrasikan kinerja pemasok dalam Sistem Manajemen Keterlacakan Rantai Pasokan SSMS.

Peta jalan keberlanjutan (sustainability roadmap) menyediakan setiap langkah proses implementasi dan jadwal untuk mengubah kegiatan Keberlanjutan pemasok utama. Nasarudin bin Nasir mengungkapkan, SSMS berkomitmen memperbarui secara berkala, dan selalu memberikan informasi kepada para pemangku kepentingan tentang perkembangan Peta Jalan Keberlanjutan Perusahaan.

“Selain itu, SSMS telah berkomitmen untuk terlibat dengan pembeli global Tier-1 dan pedagang minyak sawit dan turunannya," kata Nasarudin.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement