Kamis 24 Mar 2022 02:17 WIB

Film Pendek Home Sweet Home, Gambarkan Pengusiran Israel atas Warga Palestina

Home Sweet Home dibuat sutradara Palestina bekerja sama dengan Amnesty International

Rep: Mabruroh/ Red: Gita Amanda
Seorang gadis Palestina berjalan di antara puing-puing sebuah bangunan yang runtuh, (ilustrasi).
Foto: AP/Adel Hana
Seorang gadis Palestina berjalan di antara puing-puing sebuah bangunan yang runtuh, (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Sebuah film pendek berdurasi tiga menit menunjukkan pengusiran warga Palestina yang mengerikan dari rumah mereka oleh pemukim Israel, telah dirilis oleh Amnesty International. Film menggambarkan pemandangan yang menyedihkan di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem yang diduduki.

'Home Sweet Home' adalah film berdurasi tiga menit yang disutradarai oleh pembuat film Palestina Omar Rammal bekerja sama dengan Amnesty International. Ini menelusuri kenangan seorang ibu Palestina, yang bersama suami dan dua anaknya dipaksa untuk meninggalkan rumah mereka oleh tentara Israel, sementara pemukim Israel secara ilegal pindah menempati rumah mereka.

Baca Juga

Video yang dibagikan Rammal di akun Instagram-nya pada hari Senin, telah dilihat lebih dari 600 ribu kali. “Rumah kita mirip dengan kita. Mereka adalah kenangan dan masa depan kita," tulis Rammal di keterangan foto.

“Saat ini, 150 ribu lebih warga Palestina berisiko kehilangan rumah mereka. Inti dari sistem apartheid Israel adalah menolak warga Palestina memiliki rumah,” kata dia dilansir dari Alaraby, Rabu (23/3/2022).

Film pendek tersebut dibagikan secara luas di Twitter, di mana ia telah mengumpulkan puluhan ribu tampilan. Itu juga dibagikan dalam bahasa Spanyol oleh Amnesty Internacional Espaa (Amnesty International Spanish).

Aktivis, LSM, dan organisasi mahasiswa di seluruh dunia mengadakan berbagai acara minggu ini untuk meningkatkan kesadaran akan kejahatan Israel terhadap Palestina sebagai bagian dari Pekan Apartheid Israel.

Amnesty International mengganti nama jalan menuju kedutaan Israel di London menjadi "Apartheid Avenue". Ini menyoroti perilaku Israel terhadap warga Palestina yang juga oleh LSM terkemuka menunjuk Israel baru-baru ini sebagai negara apartheid.

Pendudukan Israel atas wilayah Palestina telah menyebabkan ratusan ribu orang diusir dari rumah mereka. Orang-orang Palestina tidak diizinkan untuk kembali ke rumah yang mereka tinggalkan, sementara orang-orang Yahudi di seluruh dunia berhak untuk pindah ke Israel, banyak di antaranya ke pemukiman ilegal di Tepi Barat yang diduduki.

Pemukim Israel telah berusaha untuk mengusir warga Palestina dari rumah mereka di Sheikh Jarrah, sementara lingkungan Palestina lainnya di Tepi Barat dan dalam batas-batas tahun 1948 menghadapi penghapusan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement