REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa anak muda profesional mengambil inisiatif mendirikan IndoNarator, sebuah lembaga yang bergerak di bidang riset kebijakan dan kajian publik. Pendirian lembaga ini terinspirasi dengan peristiwa 1928 yang membawa Indonesia menjadi negara besar, kuat, mandiri, punya tanggung jawab kolektif seluruh komponen bangsa, tidak terkecuali pemuda.
Executive Director of IndoNarator, Sekar Hapsari menyatakan, hadirnya lembaga anyar ini diharapkan mampu mengkoneksikan dan mengharmonisasikan seluruh unsur kehidupan berbangsa dan bernegara untuk kemajuan dan stabilitas negara.
“IndoNarator hadir dengan membawa visi besar penguatan ketahanan nasional dengan penguatan utama terhadap dimensi ideologi, sosial budaya, politik, ekonomi, dan pertahanan keamanan,” kata Sekar, Rabu (23/3/2022).
Sekar menilai, pertarungan berbagai ideologi yang terus berlangsung hingga saat ini telah menimbulkan fragmentasi masyarakat ke dalam berbagai kelompok. Mulai dari nasionalis, agamis, hingga non-nasionalis agamis.
“Konsekuensi logis dari pertentangan ideologi ini membuka ruang bagi identity politics, terlebih hal ini terjadi saat datang momentum politik elektoral,” beber Sekar.
Senada dengan itu, Research Director of IndoNarator Haris Samsuddin mengatakan, dinamika global yang terjadi belakangan seperti konflik Rusia-Ukraina, gejolak kawasan Indo-Pasifik, dan perubahan iklim patut diantisipasi dampaknya bagi Indonesia.
“Persoalan ini membuat banyak negara, termasuk Indonesia, perlu untuk memperkuat sistem pertahanan maupun ketahanan dalam negeri guna mengantisipasi berbagai ancaman yang datang dari luar,” kata Haris.
Haris menegaskan, IndoNarator hadir menjadi lembaga yang mengusung semangat ‘Pranala Jalma’ dalam membangun peradaban masyarakat Indonesia yang humanis berdasar pada nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.
Kehadiran IndoNarator sebagai lembaga baru yang bergerak dalam bidang riset dan kajian publik ini, lanjut pria yang akrab disapa Harsam itu, diyakini dapat memberi kontribusi positif bagi pembangunan bangsa ke depan.
“Kami menyadari pentingnya kolektivisme dalam menjawab tantangan dan persoalan di negeri ini. Maka dari itu, ke depan kami akan berusaha menghimpun dan mengharmoniskan seluruh unsur dan sumber daya yang dimiliki bangsa ini demi membangun peradaban Indonesia yang berdaya saing global,” jelas Harsam.