REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pusat keuangan China, Shanghai melaporkan pada Kamis (31/3/2022) sejumlah 5.298 kasus Covid-19 tanpa gejala dalam laporan akhir Rabu (30/3/2022). Sementara itu kota tersebut juga mencatat 355 kasus Covid-19 bergejala.
Angka tanpa gejala menurun dibandingkan dengan 5.656 baru dan 326 bergejala yang dilaporkan sehari sebelumnya. Shanghai pada Ahad lalu mengatakan lockdown atau karantina wilayah dua tahap. Kota berpenduduk 26 juta orang itu menerapkan penguncian untuk melakukan pengujian Covid-19 kepada semua warganya.
Ekonom di Universitas Cina Hong Kong, Universitas Tsinghua dan lembaga lainnya memperkirakan bahwa mengunci kota metropolis besar seperti Shanghai skala penuh akan menghasilkan pengurangan 4 persen dalam produk domestik bruto riil nasional.
Beberapa penduduk yang tinggal di distrik barat pada Selasa (29/3/2022) lalu menerima pemberitahuan dari komite perumahan mereka bahwa mereka akan dilarang meninggalkan kompleks mereka selama tujuh hari ke depan. "Kami akan segera melanjutkan kehidupan normal, tetapi dalam periode waktu berikutnya kami meminta semua orang untuk mematuhi langkah-langkah pengendalian pandemi, tidak berkumpul, dan mengurangi pergerakan," kata salah satu pemberitahuan komite perumahan.
Sementara itu distrik barat daya kota Minhang, rumah bagi lebih dari 2,5 juta orang, mengatakan akan menangguhkan layanan bus umum hingga 5 April. Pihak berwenang Shanghai mengatakan pada konferensi pers pada Rabu (30/3/2022) bahwa sejak penguncian dimulai pada Senin mereka telah melakukan 9,1 juta tes asam nukleat.
Mereka juga mengatakan mereka berencana untuk mendisinfeksi tempat-tempat seperti gedung perkantoran, lokasi konstruksi, pasar basah dan sekolah dalam kampanye selama sebulan.