REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Indonesia baru saja menunjuk Maudy Ayunda menjadi juru bicara Presidensi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang bakal dilaksanakan di Bali pada November 2022. Pakar komunikasi Universitas Airlangga (Unair) Rani Sukma Ayu Suteja berpendapat, kemampuan komunikasi Maudy Ayunda lebih dari cukup untuk menjadi Jubir Presidensi G20 mewakili Indonesia.
Dalam kiprahnya di dunia entertainment, kata Rani, Maudy Ayunda sangat mampu menjaga langkah dengan hati-hati sehingga selalu memiliki citra positif di hadapan publik. Citra positifnya semakin diperkuat dengan riwayat pendidikan sebagai lulusan S2 Universitas Stanford jurusan Administrasi Bisnis dan Pendidikan dengan gelar ganda.
Menurut Rani, tidaklah heran jika pemerintah Indonesia menjadikan Maudy Ayunda sebagai Jubir Presidensi G20. Terlebih saat ini pemerintah tengah berfokus pada pembangunan generasi muda untuk Indonesia yang lebih inovatif dan kreatif.
“Rekam jejak Maudy yang dipandang positif oleh sebagian besar anak muda Indonesia menjadikan ia sebagai role model yang baik. Oleh karena itu, Maudy memiliki kredibilitas dan kapabilitas yang kuat untuk menjadi Jubir Presidensi G20,” kata Rani, Kamis (7/4/2022).
Rani melanjutkan, latar belakang pendidikan Maudy Ayunda yang melanjutkan kuliah S2 di jurusan bisnis semakin mendukung wawasan Maudy. Sebab G20 merupakan forum ekonomi yang anggotanya terdiri dari negara-negara dengan perekonomian kuat. Latar belakang pendidikan dasar dan menengah Maudy Ayunda di sekolah internasional adalah poin plus yang menjadi salah satu faktor yang pada akhirnya membuat dipilih menjadi Jubir Presidensi G20.
“Saya rasa Maudy sudah sangat terbiasa menggunakan berbagai bahasa asing di lingkungan yang mendukung pula. Jadi, saya setuju penguasaan bahasa yang dimiliki Maudy menjadi salah satu faktor terpilihnya ia,” ujar Rani.
Rani juga merasa dipilihnya Maudy Ayunda menjadi Jubir Presidensi G20 mewakili Indonesia memiliki dampak positif bagi generasi muda Indonesia. Sebab Maudy Ayunda merupakan representasi anak muda Indonesia yang kreatif dan inovatif.
Rani berharap dipilihnya Maudy dapat meningkatkan minat generasi muda untuk mengakses informasi terkait G20. Hal ini dapat mendukung kesuksesan pembangunan ekonomi di Indonesia. "Sejak dipilihnya Maudy sebagai Jubir G20, saya lihat banyak anak muda termasuk mahasiswa saya dan keponakan saya yang mulai mencari tahu apa itu G20. Saya rasa ini adalah awal yang baik,” kata Rani.