Selasa 12 Apr 2022 20:24 WIB

Wapres: Pemerintah Harus Ubah Strategi Menghadapi KKB Papua

Pendekatan pasif akan ditinggalkan agar aksi KKB tidak lagi memakan korban.

Rep: Febrian Fachri / Red: Ilham Tirta
Pasukan kelompok separatis teroris (KST) Papua yang menamakan dirinya Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM).
Foto: Istimewa
Pasukan kelompok separatis teroris (KST) Papua yang menamakan dirinya Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM).

REPUBLIKA.CO.ID, BUKITTINGGI -- Wakil Presiden, KH Ma'ruf Amin mengatakan, pemerintah harus mengubah strategi dalam menghadapi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua. Menurut Ma'ruf, pendekatan yang dilakukan pemerintah selama ini adalah defensif dan pasif.

Sekarang harus diubah dengan pendekatan defensif dan dinamis. Supaya tidak ada lagi korban yang berjatuhan akibat kekejaman KKB. "Dalam pertemuan terakhir, pemerintah akan mengubah strategi menghadapi KKB ini. Harus ada perubahan strategi supaya tidak ada lagi korban," kata Ma'ruf di Kota Bukittinggi, Selasa (12/4/2022).

Baca Juga

Ma'ruf menyebut, masyarakat Papua berhak atas situasi yang tenang dari segala macam gangguan. Situasi yang aman akan mendukung pembangunan kesejahteraan di Papua.

Pemerintah, lanjut Ma'ruf, dalam hal ini Menkopolhukam, TNI, Polri, BIN, dan semua unsur yang terlibat turut mengubah strategi pendekatan dalam menangani KKB. Supaya persoalan yang terjadi di Papua dapat terselesaikan secepat mungkin.

"Harus ada perubahan langkah-langkah. Kalau tidak, akan mengganggu peningkatan kesejahteraan di Papua," ujar Wapres.

Informasi terbaru, KKB menembak dua orang warga yang diketahui adalah tukang ojek di Kampung Lumbuk, Distrik Tinggi Nambut, Kabupaten Puncak Jaya, Papua.

Satu orang bernama Soleno Lolo meninggal dunia akibat tertembak di bagian rusuk sebelah kanan. Satu lagi korban bernama Sauku Dg Paewa mengalami luka di bagian kepala.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement