Sabtu 16 Apr 2022 00:25 WIB

Ukraina: Pertempuran Terjadi di Pelabuhan dan Pabrik Baja Mariupol

Rusia mengatakan telah merebut kendali penuh atas pabrik baja di Mariupol.

Red: Nidia Zuraya
Kerusakan terlihat di gedung-gedung apartemen setelah penembakan dari pertempuran di pinggiran Mariupol, Ukraina, di wilayah di bawah kendali pemerintah separatis Republik Rakyat Donetsk, pada Selasa, 29 Maret 2022.
Foto: AP Photo/Alexei Alexandrov
Kerusakan terlihat di gedung-gedung apartemen setelah penembakan dari pertempuran di pinggiran Mariupol, Ukraina, di wilayah di bawah kendali pemerintah separatis Republik Rakyat Donetsk, pada Selasa, 29 Maret 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Ukraina pada Jumat (15/4/2022) mengatakan pertempuran terjadi di sekitar pabrik baja dan Pelabuhan Mariupol yang dikepung pasukan Rusia."Situasi di Mariupol masih sulit. Pertempuran sedang terjadi sekarang. Militer Rusia terus menambah pasukan untuk menyerbu kota itu," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Ukraina Oleksandr Motuzyanyk.

"Tapi hingga saat ini Rusia belum berhasil merebut (kota) itu sepenuhnya," katanya dalam pengarahan di televisi.

Baca Juga

Motuzyanyk mengatakan Rusia menyerang Mariupol dengan menggunakan pengebom jarak jauh untuk pertama kalinya sejak melakukan invasi pada 24 Februari.Dia juga mengatakan pasukan Rusia berupaya merebut Kota Rubizhne dan Popasna di wilayah timur Ukraina.

Motuzyanyk menyebut Rusia mengalami kerugian signifikan setelah kehilangan Moskva, kapal perang utamanya di Laut Hitam. Namun, dia mengatakan dirinya tidak berwenang memberikan informasi tentang sebuah pabrik di dekat ibu kota Kiev yang diklaim Kementerian Pertahanan Rusia telah diserang rudal.

Rusia pada Jumat (15/4/2022) mengatakan telah merebut kendali penuh atas pabrik baja Illich Steel and Iron Works, dan bertekad akan melakukan lebih banyak serangan pada target-target di Kiev. Moskow menyebut aksinya di Ukraina sebagai "operasi khusus" untuk menghancurkan militer Ukraina dan melenyapkan "nasionalis berbahaya".

Namun, Ukraina dan Barat mengatakan Rusia melancarkan agresi militer yang tidak berdasar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement