Senin 18 Apr 2022 11:55 WIB

Zelenskyy Tuduh Pasukan Rusia Bangun Ruang Penyiksaan

Bantuan kemanusiaan dicuri sehingga menciptakan kelaparan.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Tentara Ukraina berjalan di samping bangunan tempat tinggal yang rusak berat di Irpin, di pinggiran Kyiv, Ukraina, Rabu, 6 April 2022. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan pasukan Rusia melakukan penyiksaan dan penculikan di selatan Ukraina.
Foto: AP/Felipe Dana
Tentara Ukraina berjalan di samping bangunan tempat tinggal yang rusak berat di Irpin, di pinggiran Kyiv, Ukraina, Rabu, 6 April 2022. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan pasukan Rusia melakukan penyiksaan dan penculikan di selatan Ukraina.

REPUBLIKA.CO.ID, LVIV -- Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan pasukan Rusia melakukan penyiksaan dan penculikan di selatan Ukraina. Ia mendesak masyarakat internasional untuk merespons kekejaman tersebut.

"Ruang penyiksaan dibangun di sana, mereka menculik perwakilan pemerintah lokal dan siapa pun yang dipandang masyarakat lokal," kata Zelenskyy dalam pidato rutinnya, Ahad (17/4/2022) malam kemarin.

Baca Juga

Zelenskyy juga mengatakan bantuan kemanusiaan dicuri sehingga menciptakan kelaparan. Ia menambahkan pasukan Rusia menciptakan negara-negara separatis di wilayah yang diduduki di Kherson and Zaporizhzhia. Di sana pasukan Rusia memperkenalkan mata uang Rusia, rubel.

Zelenskyy mengatakan Rusia meningkatkan serangan rudalnya di kota terbesar kedua di Ukraina, Kharkiv. Serangan-serangan itu telah menewaskan 18 orang dan melukai 106 lainnya dalam empat hari terakhir.

"Ini tidak lagi selain teror yang disengaja, mortir, artileri terhadap pemukiman warga biasa, melawan warga biasa," katanya.

Ia mengatakan rencana Rusia menggelar serangan ke Ukraina timur "akan dimulai pada waktu dekat."

Zelenskyy kembali meminta masyarakat internasional menambah sanksi pada Rusia. Termasuk memutus hubungan dengan seluruh sektor perbankan dan industri minyaknya.

"Semua orang di Eropa dan Amerika sudah lihat Rusia dengan terbuka menggunakan energi untuk mendestabilisasi masyarakat Barat, semua ini membutuhkan kecepatan yang lebih besar dari negara-negara Barat dalam mempersiapkan paket sanksi yang baru dan kuat," tambahnya. 

Ukraina selesaikan kuesioner Uni Eropa

Sementara itu, Deputi Kepala Kantor Kepresidenan Ukraina, Ihor Zhovkva mengatakan negaranya sudah menyelesaikan kuesioner yang akan membentuk titik awal bagi Uni Eropa memutuskan keanggotaan Ukraina. Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyerahkan kuesioner itu dalam kunjungannya ke Kiev pada 8 April lalu.

Ia meminta Presiden Volodymyr Zelenskyy segera menyelesaikan kuesioner tersebut untuk mempercepat keanggotaan Ukraina di Uni Eropa. Setelah Rusia menginvasi negara itu pada 26 Februari lalu.

"Hari ini, dapat saya katakan dokumen dari sisi Ukraina telah selesai," kata Zhovkva pada stasiun televisi Ukraina, Ahad malam waktu setempat.

Ia menambahkan Komisi Eropa akan mengeluarkan rekomendasi yang perlu Ukraina penuhi untuk sesuai dengan kriteria anggota. "Kami berharap rekomendasinya positif, dan kemudian bolanya akan ada di negara-negara anggota Uni Eropa," tambahnya.

Zhovkva mengatakan Ukraina berharap sudah mendapat status kandidat anggota untuk aksesi Uni Eropa pada bulan Juni. Saat pertemuan Dewan Eropa. Berdasarkan situsnya rapat tersebut dijadwalkan pada 23 sampai 24 Juni.

"Berikutnya, kami perlu memulai pembicaraan aksesi, dan ketika kami menggelar perundingan itu, kami sudah bisa membicarakan keanggotaan penuh Ukraina di Uni Eropa," kata Zhovkva. 

 

sumber : AP/Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement