REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Kelompok ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan ke sebuah masjid Syiah di Mazar-e-Syarif, Afghanistan, Kamis (21/4). Insiden itu dilaporkan menewaskan lebih dari 20 orang.
Klaim ISIS tentang mereka sebagai dalang serangan tersebut diumumkan lewat saluran Telegram-nya. Taliban sebagai pemegang roda pemerintahan Afghanistan saat ini menyebut terdapat 20 orang tewas dalam insiden tersebut.
“Sebuah ledakan terjadi di distrik kedua di dalam sebuah masjid Syiah, lebih dari 20 orang tewas dan terluka,” kata juru bicara komandan Taliban di Mazar-e-Sharif Mohammad Asif Wazeri saat diwawancara Reuters.
Namun juru bicara otoritas kesehatan provinsi, Zia Zendani, mengungkapkan, ledakan hanya menewaskan lima orang. Namun korban luka mencapai lebih dari 50 orang. Kelompok minoritas Syiah di Afghanistan kerap menjadi sasaran serangan ISIS.
Sejak menguasai Afghanistan pada Agustus tahun lalu, Taliban mengerahkan upaya untuk menumpas ISIS. Taliban bahkan sempat mengklaim bahwa ISIS tak lahgi mempunyai kekuatan di negara tersebut. Namun para analis internasional berpendapat, risiko kebangkitan ISIS tetap ada. Kelompok tersebut memang telah mengklaim beberapa kali serangan di Afghanistan sejak Taliban berkuasa.
Pada Februari lalu, Amerika Serikat (AS) menawarkan hadiah hingga 10 juta dolar bagi siapa pun yang mempunyai informasi tentang keberadaan pemimpin ISIS-Khorasan (ISIS-K) Sanuallah Ghafari. ISIS-K adalah kelompok yang bertanggung jawab atas aksi pemboman bandara Kabul, Afghanistan, pada Agustus 2021. Insiden itu menewaskan lebih dari 170 orang, termasuk 13 tentara AS.
“Ghafari bertanggung jawab untuk menyetujui semua operasi ISIS-K di seluruh Afghanistan dan mengatur pendanaan untuk melakukan operasi,” kata Departemen Luar Negeri (Deplu) AS dalam sebuah pernyataan pada 7 Februari lalu.
Menurut Deplu AS, Ghafari telah ditunjuk ISIS untuk memimpin afiliasi regionalnya, yakni ISIS-K, pada Juni 2020. Setelah insiden pemboman bandara Kabul, tepatnya pada November 2021, Washington menetapkannya sebagai Specially Designated Global Terrorist.
“Hadiah hingga 10 juta dolar AS! Sanaullah Ghafari adalah pemimpin organisasi teroris ISIS-K saat ini. Laporkan informasi ke RFJ (Rewards for Justice) melalui Signal, Telegram, WhatsApp, atau garis tip berbasis Tor kami - bantu membawa teroris ini ke pengadilan,” kata RFJ lewat akun Twitter resminya.
AS juga menawarkan hadiah jutaan dolar untuk setiap informasi yang mengarah pada penangkapan para pelaku pengeboman bandara Kabul tahun lalu. Serangan bom itu diketahui terjadi saat AS tengah berupaya mengevakuasi warganya dan warga-warga Afghanistan yang berisiko terancam di bawah pemerintahan Taliban. Mereka antara lain yang pernah bekerja pada misi militer asing di negara tersebut.