Jumat 22 Apr 2022 16:50 WIB

Pentagon Kembangkan 'Drone Hantu' Khusus untuk Ukraina

Drone hantu Phoenix Ghost adalah drone yang mirip dengan drone Switchblade

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Juru bicara Pentagon John Kirby. Pentagon telah mengembangkan senjata khusus untuk Ukraina yang disebut “Phoenix Ghost” adalah drone yang mirip dengan drone Switchblade
Foto: AP/Alex Brandon
Juru bicara Pentagon John Kirby. Pentagon telah mengembangkan senjata khusus untuk Ukraina yang disebut “Phoenix Ghost” adalah drone yang mirip dengan drone Switchblade

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pentagon telah mengembangkan senjata khusus untuk Ukraina. Senjata ini digunakan Ukraina untuk melawan Rusia, karena Kremlin tidak menunjukkan tanda-tanda akan mengurangi serangannya.

Drone hantu yang disebut “Phoenix Ghost” adalah drone yang mirip dengan drone Switchblade, yang sebelumnya telah dikirim Pentagon ke Ukraina. Washington akan menyediakan lebih dari 120 drone hantu ke Ukraina, yang akan membantu mereka menargetkan pasukan Rusia.

“Ini dirancang untuk memberikan pukulan. Apa yang dapat saya katakan adalah, (drone) dikembangkan dengan cepat oleh Angkatan Udara, sebagai tanggapan khusus untuk kebutuhan Ukraina,” kata pejabat senior Pentagon yang berbicara dengan syarat anonim, dilansir Alarabiya, Jumat (22/4/2022).

Juru bicara Pentagon, John Kirby, mengatakan, sistem udara tak berawak sudah dalam pengembangan sebelum Rusia menginvasi Ukraina.  Kirby mengatakan, pesawat tak berawak itu dirancang untuk menyerang target.

"Itu dikembangkan sebelum (invasi),, tetapi dikembangkan untuk serangkaian persyaratan yang sangat cocok dengan apa yang dibutuhkan Ukraina saat ini di Donbass," ujar Kirby.

Pentagon merilis beberapa bantuan militer yang dikirim untuk Ukraina. Bantuan tersebut antara lain, 72 unit Howitzer 155mm dan 144.000 peluru artileri, dan 72 Kendaraan Taktis untuk menderek Howitzer 155mm. Selain itu, Pentagon juga mengirim lebih dari 121 Sistem Udara Tak Berawak Taktis Phoenix Ghost, serta peralatan lapangan dan suku cadang. Pada Kamis (21/4), Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengumumkan bantuan militer baru untuk Ukraina senilai 800 juta dolar AS.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement