REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Inflasi dinilai akan menjadi ancaman bagi beberapa negara termasuk Indonesia. Bank Indonesia pun dituntut mampu menyelesaikan masalah tersebut.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti mengatakan, suku bunga acuan akan menjadi pilihan terakhir bagi BI demi mengatasi inflasi. Sebelumnya, Rapat Dewan Gubernur terakhir memutuskan menahan BI 7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR).
"Bank Indonesia dan pemerintah akan turun tangan. Kemudian menggunakan suku bunga sebagai kebijakan akhir," kata dia dalam High Level Discussion secara virtual, Jumat (22/4/2022).
Dalam menghadapi tantangan saat ini, kata dia, BI fokus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan likuiditas. "Sejauh ini kita dapat menjaga stabilitas rupiah relatif terkendali dibandingkan negara-negara lain bahkan kita melihat rupiah sedikit menguat dalam seminggu terakhir," tutur Destry.
Ia menambahkan, konflik antara Rusia dan Ukraina yang terus berlanjut dan kebijakan AS memberikan beberapa tantangan kompleks terhadap perekonomian Indonesia. Seperti diketahui, perang antara Rusia dan Ukraina telah menyebabkan beberapa harga komoditas energi dan pangan melonjak.
"Tingginya harga komoditas tersebut akan berdampak terhadap inflasi di dalam negeri. Namun di sisi lain pertumbuhan ekonomi harus didukung, begitu pula dari sisi fiskal," ujar Destry.