Selasa 26 Apr 2022 19:02 WIB

Ronda Malam Warga Pulau Sebesi Setelah Pijar Merah Krakatau Muncul

Warga Pulau Sebesi mulai ronda berjaga bila tsunami menerjang seperti 2018 lalu.

Red: Indira Rezkisari
Nelayan di Pulau Sebesi, Lampung. Lokasi Pulau Sebesi yang berjarak 19 km dari Gunung Anak Krakatau membuat warganya siaga pascakenaikan status gunung yang erupsi sejak beberapa hari lalu.
Foto:

Menurut dia, dalam hal ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat perlu memasang kembali rambu-rambu evakuasi dan shelter yang sudah tidak jelas terlihat oleh masyarakat. Kemudian untuk mempersiapkan jaringan komunikasi, meskipun peralatan untuk memantau aktivitas Anak Krakatau sudah canggih. Sebab tanpa jaringan tersebut maka penyampaian informasi akan terhambat.

Saat ini BMKG bersama sejumlah institusi mempersiapkan VSAT satelit untuk jaringan komunikasi apabila terjadi bencana akibat aktivitas Anak Krakatau. Tak hanya itu itu Dwikorita juga mengingatkan pentingnya persiapan tenaga listrik untuk penyampaian informasi peringatan dini.

"Radio informasi sangat penting, ini juga harus dicek bersama. Kami sarankan barangkali ada gladi bersama atau table top exercise bersama," kata dia.

Dwikorita mengharapkan dari persiapan tersebut masyarakat dapat mengantisipasi datangnya bencana ketika aktivitas Gunung Anak Krakatau mulai meningkat, dan informasi yang diberikan pada saat ini dapat dilanjutkan dengan persiapan di lapangan.

Sementara itu Kepala Badan Geologi, Eko Budi Lelono meminta seluruh pihak mewaspadai bersama. Dirinya juga aka terus melakukan pemantauan.

Hal yang sama juga disampaikan Ketua Ikatan Ahli Tsunami Indonesia, Gegar Prasetya. Gegar mengatakan secara historis Gunung Anak Krakatau pernah menyebabkan tsunami. "Sehingga kita wajar waspada untuk memahami kira-kira potensi ke depannya seperti apa," ucapnya.

Kantor SAR Provinsi Banten menyiapkan Tim Rescue SAR bersiap menghadapi erupsi Gunung Anak Krakatau di Perairan Selat Sunda. "Kita sudah siagakan Tim Rescue SAR selama 24 jam sehubungan aktivitas erupsi GAK yang meningkat dan berstatus Siaga Level III," kata Humas Kantor SAR Banten Wahyu saat dihubungi.

Tim Rescue SAR Banten memiliki kompetensi dan ketrampilan dalam melakukan evakuasi penyelamatan di perairan, karena mereka sudah dilakukan pelatihan. Apabila terjadi bencana akibat erupsi Gunung Anak Krakatau, katanya, maka Tim Rescue SAR cepat bergerak untuk melakukan evakuasi penyelamatan.

"Kami siaga penuh dan siap terjun jika diperlukan," katanya.

Ia mengatakan Tim Rescue SAR dilengkapi peralatan Kapal KN SAR Tetuka 247 dengan memiliki kecanggihan dan kelebihan dapat menemukan korban dengan hanya memberikan titik koordinat. Kapal dengan kecepatan mencapai 29 knot tersebut sudah dilengkapi dengan peralatan serba digital, paparnya.

Kapal KN SAR Tetuka dilengkapi dengan alat menyelam, speedboat di atas kapal, peralatan perahumotor, dan alat komunikasi. Saat ini, Tim RescueSAR masih beroperasi melakukan pemantauan di Perairan Selat Sunda.

"Kami bersama tim selalu bergantian dan siaga menghadapi erupsi Gunung Anak Krakatau," katanya.

photo
10 kebiasaan siaga bencana - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement