Selasa 10 May 2022 23:53 WIB

Bajaj India Tanam Tumbuhan di Atap untuk Tangkal Panas

India mengalami Maret terpanas dengan suhu di atas 40 derajat celcius.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Seorang buruh mengangkut kipas pendingin air di atas becak pada hari yang panas di New Delhi, India, Senin, 2 Mei 2022. Ibu kota India, seperti banyak bagian lain di Asia Selatan, berada di tengah gelombang panas yang memecahkan rekor.
Foto: AP Photo/Manish Swarup
Seorang buruh mengangkut kipas pendingin air di atas becak pada hari yang panas di New Delhi, India, Senin, 2 Mei 2022. Ibu kota India, seperti banyak bagian lain di Asia Selatan, berada di tengah gelombang panas yang memecahkan rekor.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Saat sebagian besar wilayah India terik dalam suhu yang luar biasa tinggi, pengemudi salah satu bajaj New Delhi telah menemukan cara baru untuk menjaga dirinya dan penumpangnya tetap sejuk. Pengemudi menanam taman mini di atap kendaraan roda tiganya.

Mahendra Kumar mengatakan, penutup rerumputan dan tanaman melindungi atap plastik dan logam kendaraan dari sinar matahari langsung. "Saya menanamnya untuk berteduh selama cuaca panas," kata pria berusia 48 tahun itu berdiri di samping bajaj berwarna hijau dan kuningnya dengan seragam abu-abu serta syal tersampir di lehernya untuk menyeka keringat.

Baca Juga

Kumar mengatakan kebun kecil di atas bajajnya memiliki setidaknya 25 tanaman berbeda, beberapa di antaranya dapat dimakan. "Saya telah menanam tomat, mangga, okra, pare, dan bayam," ujarnya.

"Cuaca cerah tapi keberadaan tanaman ini membuat kami tetap sejuk dan memberikan kami udara segar," kata salah satu penumpang, Maya Bisht.

Bajaj menjadi kendaraan umum yang lazim di kota-kota India dan populer untuk perjalanan jarak pendek yang murah. Dengan kondisi cuaca India yang panas, cara Kumar ini menjadi sangat unik, disamping menempatkan kipas angin dalam bajajnya.

India mengalami bulan Maret terpanas dalam lebih dari satu abad dan suhu di atas 40 derajat Celcius di banyak kota selama sebagian besar April. Para ilmuwan mengatakan pemanasan global yang harus disalahkan.

Lebih dari dua lusin orang telah meninggal karena dugaan serangan panas sejak akhir Maret. Permintaan listrik pun telah mencapai level tertinggi dalam beberapa tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement