REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Penyakit mulut dan kuku (PMK) yang sedang menyerang sapi ternak di Jawa Timur, tak berpengaruh pada penjualan sapi di Kabupaten Indramayu. Bahkan, harga daging sapi yang dijual di pasaran pun saat ini masih tinggi, yakni Rp 150 ribu per kilogram.
"Tidak terpengaruh, penjualan masih tetap tinggi," ujar salah seorang peternak sapi dan kambing di Bojongsari, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, Nurjaya, saat ditemui Republika di kandang sapi miliknya, Kamis (12/5).
Nurjaya menyebutkan, sapi ternak yang dipotong mencapai empat ekor per hari. Daging sapi yang dipotong itu selanjutnya dijual ke pasar melalui para pedagang daging.
"Untuk pemotongan sapi, kami lakukan di RPH (rumah pemotongan hewan) Pecuk (Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu)," kata Nurjaya.
Dia mengatakan, harga daging sapi yang dijual di pasaran pun saat ini masih tinggi, yakni Rp 150 ribu per kilogram. Dia menilai, masih tingginya harga jual itu menunjukkan masih tingginya permintaan daging sapi dari masyarakat.
Di kandang yang diurus oleh Nurjaya, saat ini terdapat 14 ekor sapi. Selain itu, adapula puluhan ekor kambing.
Khusus untuk sapi, kata Nurjaya, hewan ternak itu diambil dari daerah-daerah di Jawa Tengah, seperti Pati, Banjarnegara, maupun Banyumas. Dia memastikan, tidak mengambil sapi dari daerah Jawa Timur.
Untuk menjaga kesehatan hewan ternaknya, Nurjaya melakukannya dengan ekstra hati-hati. Selain memandikan hewan ternaknya secara rutin agar bersih, dia juga memberi pakan ternak yang berkualitas, seperti rumput segar yang ditambah dengan konsentrat pakan sapi.
Selain itu, Nurjaya juga mengundang, dokter hewan untuk memeriksa kesehatan hewan-hewan ternaknya secara rutin. Karena itu, hewan ternaknya hingga kini tidak ada yang sakit.
"Jangankan sakit, sapi yang baru menunjukkan gejala tidak mau makan saja, sudah langsung saya panggilkan dokter hewan," tandas Nurjaya.