REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asisten Direktur Departemen Keuangan Syariah Bank Indonesia (BI) Misha Nugraha Ramadhan menyebutkan ekonomi syariah di Indonesia kian menunjukkan pencapaian yang terus membaik dalam lima tahun terakhir di kancah global."Dari tahun 2017-2018 yang berada di posisi 10 atau 12, saat ini kita ada di posisi keempat," ujar Misha dalam Side Event Presidensi G20: Seminar Sinergi Membangun UMKM Tangguh Pasca Pandemi yang dipantau secara daring di Jakarta, Jumat (13/5/2022).
Adapun secara sektoral, terdapat dua bidang ekonomi syariah Indonesia yang berhasil menempati urutan tiga besar dunia, yakni makanan halal dan modest fashion.Sementara untuk sektor keuangan syariah berada di posisi enam besar dunia saat ini, serta farmasi dan kosmetik di urutan kesembilan.
Ia menjelaskan ekonomi syariah tak hanya ditujukan atau dikembangkan negara-negara dengan mayoritas umat Muslim, pasalnya beberapa negara seperti Jepang, Korea, Thailand, dan Inggris turut mengembangkan sektor ekonomi dan keuangan syariah. Jepang menjadikan industri halal sebagai kontributor kunci perekonomiannya, begitu pula dengan Thailand yang memiliki visi menjadi dapur halal dunia.
Sedangkan Korea berupaya menjadi destinasi utama pariwisata halal dan Inggris menjadikan London sebagai pusat keuangan syariah di negara Barat."Inilah sifatnya dan harapannya bagaimana ekonomi dan keuangan syariah bisa mendorong inklusi, bukan hanya keuangan tetapi juga ekonomi secara nasional," tuturnya.