REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Belakangan ini, muncul informasi yang mengait-ngaitkan hepatitis akut disebabkan oleh vaksin Covid-19. Menyikapi informasi tersebut, Epidemiolog dari Universitas Gaiah Mada (UGM), Riris Andomo Ahmad, mengatakan hepatitis akut misterius tak ada hubungannya dengan vaksinasi Covid-19.
“Perlu kita pahami dan juga kita sebarkan kepada masyarakat bahwa hepatitis yang masih tidak diketahui penyebabnya ini bisa dikatakan tidak berhubungan dengan adanya vaksin Covid-19,” tutur Dokter Riris dalam webinar ‘KAGAMA Health Talks #8: Mengenal dan Mencegah Hepatitis Misterius’ yang disiarkan melalui kanal Youtube KAGAMA Channel dikutip, Senin (16/5/2022).
Namun, ia mengaku tidak merasa aneh bila ada hipotesis yang menduga hepatitis yamg belum diketahui penyebabnya itu disebabkan oleh vaksin Covid-19 bermunculan di masyarakat. Sebab, dalam beberapa kasus unknown hepatitis di Eropa ditemukan adanya adenovirus.
Seperti diketahui satu atau dua vaksin Covid-19 dibuat menggunakan teknologi adenovirus sebagai vektor untuk menyebabkan munculnya kekebalan tubuh dari Covid-19. Namun, data pembanding yang ditemukan dokter Riris menyebutkan bahwa semua kasus unknown hepatitis yang dilaporkan di United Kingdom (UK) tidak pernah mendapatkan Covid-19.
Selain itu, adenovirus yang digunakan untuk beberapa vaksin Covid-19 itu pun merupakan virus yang tidak dapat melakukan replikasi atau pengembangbiakan. Perihal adenovirus sebagai penyebab unknown hepatitis sejatinya juga masih menjadi hipotesis, sebab adenovirus hanya ditemukan beberapa saja atau bukan pada semua kasus unknown hepatitis.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan mendapatkan temuan baru yang menunjukan bahwa penularan penyakit hepatitis akut misterius dapat tersebar melalui udara dan makanan. Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI), dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan, dugaan tersebut lantaran adanya dugaan yang dikuatkan karena beberapa temuan adenovirus pada pasien yang terkena penyakit tersebut.
"Kami menduga penularan dari pada hepatitis akut berat ini diperkirakan dengan dua cara yaitu melalui udara karena ada kecurigaan dengan adanya virus adenovirus. Kemudian virus hepatitis sebagian besar menyebar menularkan melalui makanan fecal oral,"ujar Nadia.
Menurut Nadia, alternatif pencegahan saat ini adalah dengan terus menerapkan protokol kesehatan. WHO sendiri mengkategorikan probable hepatitis akut berat lantaran belum diketahui penyebabnya.
Selama ini kemungkinan besar penyakit hepatitis menular melalui makanan. Oleh karenanya, upaya pencegahannya tetap menjalankan protokol kesehatan agar tidak tertular. "Cuci tangan kemudian menerapkan gaya hidup bersih dan sehat, minum air yang sudah matang. Juga tetap melakukan pengolahan makanan dengan bersih," kata Nadia.
Baca juga : Pakar Sarankan Tinnitus Dimasukkan ke Daftar Gejala Long Covid