Jumat 20 May 2022 17:54 WIB

Happy Salma Tampil Beda di Pementasan Musikal Monolog Inggit Garnasih

Happy Salma pentas monolog lakon Inggit Ganarsih.

Rep: viva.co.id/ Red: viva.co.id
Happy Salma
Happy Salma

VIVA – Happy Salma bersama dengan Titimangsa Foundation kembali menggelar pementasan monolog dalam teater musikal yang bertajuk Inggit Garnasih, Tegak Setelah Ombak pada 20-21 Mei 2022. Pementasan tersebut digelar secara langsung di Ciputra Artpreneur Theater, Kuningan, Jakarta Selatan. 

Sebelumnya, lakon Inggit Garnasih ini juga pernah dimainkan di Jakarta dan Bandung sebanyak 13 kali dalam rentang waktu tahun 2011 sampai 2014 oleh Titimangsa Foundation. Dalam pementasan kali ini, Happy Salma selaku produser mengemas pementasan berbeda lantaran diberi sentuhan musikal dan live painting. 

“Apalagi ini naskahnya berbeda dari 11-12 pertunjukkan yang pernah saya lakukan. Jadi, sebenarnya lebih ruwet buat saya, karena saya takut memori mussel saya terbuka dengan apa yang pernah saya ucapkan dulu, tapi ini berbeda sama sekali,” ucap Happy Salma dalam konferensi pers setelah pementasan khusus media, Kamis, 19 Mei 2022. 

 

Happy juga mengatakan bahwa pementasan tersebut adalah sebuah upaya untuk terus menghidupkan sosok Inggit Garnasih, yang tak lain istri kedua Presiden Soekarno. Dalam 20 tahun biduk rumah tangga, Inggit setia mengantarkan Soekarno lulus kuliah di Technische Hoogeschool te Bandoeng, saat ini ITB. 

Selain itu, pementasan ini terinspirasi dari sebuah cerita yang ada di dalam roman karya Ramadhan KH berjudul Kuantar ke Gerbang: Kisah Cinta Ibu Inggit dengan Bung Karno. Musikal monolog ini menyuguhkan cerita Inggit Garnasih yang pada saat itu mendampingi Soekarno sebelum menjadi Presiden Pertama Indonesia. 

 

Inggit juga mendukung ekonomi keluarga dengan cara berjualan jamu, alat-alat rumah tangga, dan pertanian. Ia juga yang merawat semangat Soekarno ketika ditahan di penjara Banceuy sampai ke penjara Sukamiskin sampai ikut mendampingi Sang Proklamator dalam pengasingan ke Ende dan Bengkulu. 

Inggit memilih untuk mempertahankan martabatnya sebagai seorang perempuan dan menolak untuk dimadu saat Soekarno menyatakan ingin menikah kembali. Walaupun ia dijanjikan akan menjadi istri utama, tapi Inggir memilih untuk mengatakan tidak kepada Soekarno. 

Inggit merupakan sosok penting dan saksi dalam berbagai peristiwa yang terjadi di masa perjuangan yang dilalui oleh tokoh pendiri bangsa ini. Inggit juga menjadi sebuah spirit tentang kejujuran dan cerminan kedalaman perasaan seorang perempuan. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement