Senin 23 May 2022 06:48 WIB

Rusia Siap Lanjutkan Dialog dengan Ukraina

Konflik Rusia-Ukraina telah berlangsung sejak 24 Februari 2022.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Kawah ledakan terlihat setelah penembakan Rusia di Soledar, wilayah Donetsk, Ukraina, Rabu, 18 Mei 2022.
Foto: AP/Andriy Andriyenko
Kawah ledakan terlihat setelah penembakan Rusia di Soledar, wilayah Donetsk, Ukraina, Rabu, 18 Mei 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Pemerintah Rusia menyatakan siap melanjutkan pembicaraan dengan Ukraina. Saat ini proses dialog masih dibekukan atas inisiatif Kiev.

"Kami, di pihak kami, siap untuk melanjutkan dialog. Tetapi saya ingin menekankan bahwa bola pembicaraan damai lebih lanjut ada di pengadilan Ukraina. Pembekuan pembicaraan adalah inisiatif sepenuhnya Ukraina," kata asisten presiden Rusia Vladimir Medinsky dalam wawancara dengan stasiun televisi Belarusia, ONT, Ahad (22/5/2022).

Baca Juga

Dia menekankan, Rusia tidak pernah menolak pembicaraan, termasuk di tingkat atas. “(Presiden Rusia) Vladimir Putin telah berulang kali menegaskan hal ini. Masalahnya adalah persiapan serius diperlukan untuk pertemuan tingkat tinggi, pertemuan antara presiden,” ujar Medinsky.

Menurutnya, dokumen harus dirancang untuk pertemuan semacam itu. “Kepala negara harus bertemu untuk mencapai kesepakatan akhir dan menandatangani dokumen, tapi tidak untuk berfoto,” ucapnya.

Medinsky mengungkapkan, sebulan lalu Rusia menyodorkan rancangan perjanjian kepada Ukraina dan sejumlah posisi utamanya telah disepakati. “Kami ingin melanjutkan. Tapi sejak itu, kami tidak melihat ada niat untuk melanjutkan dialog di pihak Ukraina. Jadi negosiator kami mengambil jeda,” katanya.

Konflik Rusia-Ukraina telah berlangsung sejak 24 Februari lalu. Kedua negara sempat melakukan beberapa putaran pembicaraan, tapi tidak menghasilkan kesepakatan damai atau gencatan senjata. Menurut PBB, konflik telah menyebabkan sekitar 6,4 juta warga Ukraina mengungsi ke negara-negara tetangga.

Sementara jumlah korban tewas, baik Ukraina maupun Rusia merilis angka berbeda. Kendati demikian, jumlahnya telah menembus ribuan jiwa.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement