Selasa 24 May 2022 17:02 WIB

Going Global, PGN Subholding Gas Pertamina dan PRISM Energy Jalin Kerja Sama

Kerja sama MSPA akan membuka peluang jual beli LNG internasional bagi PGN

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Gita Amanda
PGN dan PRISM menandatangani Perjanjian Induk atau Master Sales and Purchase Agreement (MSPA) dalam rangka jual beli LNG, bertempat di 28th World Gas Conferrence, Daegu, Korea Selatan.
Foto: PGN
PGN dan PRISM menandatangani Perjanjian Induk atau Master Sales and Purchase Agreement (MSPA) dalam rangka jual beli LNG, bertempat di 28th World Gas Conferrence, Daegu, Korea Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, DAEGU -- PT PGN Tbk sebagai Subholding Gas Pertamina bersiap masuki pasar LNG Internasional dengan menggandeng PRISM Energy Internasional selaku Anak Perusahaan SK E&S yang bergerak di bidang LNG Trading. PGN dan PRISM menandatangani Perjanjian Induk atau Master Sales and Purchase Agreement (MSPA) dalam rangka jual beli LNG, bertempat di 28th World Gas Conferrence, Daegu, Korea Selatan.

MSPA ini juga sebagai tindak lanjut dari penandatanganan MOU antara PGN dan SK E&S untuk kerjasama pengembangan LNG, Hidrogen, dan Carbon Capture Storage (CCS) yang disaksikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto, 22 Februari 2022 lalu. Penandatanganan MSPA dilakukan oleh Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, Heru Setiawan dan CEO PRISM Energy International, Chung Jaehak, pada Selasa, (24/5/2022), dalam siaran pers.

Baca Juga

Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, Heru Setiawan, mengungkapkan bahwa MSPA ini akan membuka peluang jual beli LNG internasional bagi PGN dalam upaya penyediaan energi bersih bersama PRISM. “Kami men-challenge diri sendiri agar tidak hanya hadir untuk kebutuhan gas bumi domestik dimana kita telah mencapai 89 persen market share, tetapi juga untuk dapat keluar dari zona nyaman dengan memasuki pasar internasional,” ujar Heru.

photo
PGN dan PRISM menandatangani Perjanjian Induk atau Master Sales and Purchase Agreement (MSPA) dalam rangka jual beli LNG, bertempat di 28th World Gas Conferrence, Daegu, Korea Selatan. - (PGN)

Selain LNG Trading internasional, kerjasama ini juga sejalan dengan visi misi SK Group dalam utilisasi gas bumi menuju masa transisi energi bersih. Dalam hal ini, Indonesia memiliki sumber energi terbarukan yang potensial untuk menyediakan Green Hydrogen.

Heru berharap, PGN dan SK Group dapat saling melengkapi dalam pengembangan energi baru terbarukan termasuk pengembangan LNG, Hidrogen, dan Carbon Capture Storage (CCS).

Kebijakan energi dan transisi energi bersih merupakan penentu utama permintaan LNG di Korea Selatan. Pada akhir tahun 2020, Korea Selatan juga mengumumkan target net zero emissions tahun 2050, adapun porsi LNG pada bauran pembangkit listrik  tahun 2030 mencapai hingga 19 persen. Peran LNG dalam bauran tenaga listrik tersebut akan terus berkembang dimana perkiraan permintaan LNG Korea Selatan di tahun 2030 akan mencapai antara 65-66 bcm, atau sekitar 50 Mt.

“Kami percaya dengan sinergi infrastruktur LNG, teknologi, pasar, sekaligus sebagai penyuplai LNG terpercaya, PGN dan SK Group mampu mendukung pertumbuhan kebutuhan gas bumi untuk transisi energi bersih di Korea Selatan, Asia Tenggara, hingga pasar global lainnya,” ujar Heru.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement