REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota IX DPR, Rahmad Handoyo, mengatakan statistik menunjukan bahwa pemerintah berhasil mengendalikan Covid-19. Sehingga menurutnya wajar jika tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) kembali naik.
"Saya tidak bicara retorika, tapi coba kita bedah satu per satu secara statistik," katanya, Selasa (24/5/2022).
Pernyataan Rahmad ini menanggapi hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) terhadap kinerja Presiden Joko Widodo. Survei pada 10-12 Mei 2022 melibatkan 1.245 responden. Sebanyak 76,7 persen responden mengaku sangat dan cukup puas dengan kinerja Jokowi.
Rahmad menjelaskan, saat ini kasus harian covid-19 di Indonesia sudah konsisten di bawah 250 kasus. Selain itu, angka orang yang masuk rumah sakit sudah sangat rendah.
"Perbandingan yang terpapar harian juga di angka 0,38 persen. Jauh lebih rendah dari standar WHO yang 5 persen," ujar Rahmad.
Tak hanya itu, kasus yang masuk ICU juga rendah. Termasuk angka yang meninggal pun bisa terus ditekan. "Angka-angka itu merupakan bukti. Itu kenyataan," ujarnya.
Menurutnya, pengendalian yang baik itu bisa dicapai karena kinerja semua pihak. Pemerintah pusat sebagai panglimanya, dibantu oleh pemerintah daerah, kementerian/lembaga, hingga masyarakat.
"Jadi, saya kira ini adalah kerja kita semua," ucapnya.
Rahmad melanjutkan, secara ekonomi, recovery atau pemulihannya pun tergolong cepat. Bahkan, Indonesia menjadi salah satu negara yang mampu memulihkan perekonomian tercepat selama pandemi Covid-19 ini.
Selanjutnya, dia mengingatkan agar apa yang sudah dicapai selama ini agar terus dipertahankan. Jangan sampai ada lagi kenaikan kasus secara signifikan setelah pelonggaran protokol kesehatan.
Rahmad meminta pemerintah berkaca pada kasus di sejumlah negara seperti Amerika, Taiwan, atau Afrika Selatan. Di negara-negara itu, angka Covid-19 justru kembali naik secara signifikan usai dilakukan pelonggaran protokol kesehatan.
"Kita tak boleh lengah. Meskipun pemerintah sudah memberikan pelonggaran pemakaian masker, bukan berarti kita bebas," katanya.
Menurutnya, menjadi pekerjaan rumah bersama untuk bisa terus mengendalikan angka Covid-19 di Indonesia. "Apa yang sudah baik ini agar bisa bertahan panjang serta bertransformasi dari pandemi menuju endemi," kata politisi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini.