Sabtu 28 May 2022 10:03 WIB

Menteri Pariwisata Israel Sebut Hubungan dengan Turki akan Bawa Prestasi Besar

Menlu Turki mengunjungi Israel dan menandai kunjungan pertama menlu dalam 15 tahun

Red: Nur Aini
Menteri Pariwisata Israel Yoel Razvozov pada pekan ini mengatakan bahwa hubungan negaranya dengan Turki akan membawa pencapaian besar bagi negaranya.
Menteri Pariwisata Israel Yoel Razvozov pada pekan ini mengatakan bahwa hubungan negaranya dengan Turki akan membawa pencapaian besar bagi negaranya.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Menteri Pariwisata Israel Yoel Razvozov pada pekan ini mengatakan bahwa hubungan negaranya dengan Turki akan membawa pencapaian besar bagi negaranya. Hal itu diungkapkan oleh Razvozov setelah pertemuannya dengan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu di Yerusalem Barat.

“Senang bertemu dengan Tuan Mevlut Cavusoglu, Menteri Luar Negeri Republik Turki, hari ini di Yerusalem,” cicit dia di Twitter.

Baca Juga

"Ini adalah kunjungan pertama seorang menteri luar negeri Turki ke Israel dalam 15 tahun," imbuh dia.

“Kami melakukan diskusi yang hebat dan konstruktif, dan saya senang Menteri Turki setuju untuk membantu memperluas penerbangan langsung antara Israel dan Turki, termasuk oleh perusahaan Israel,” kata Razvozov.

“Hubungan kedua negara yang dipimpin oleh Mevlut Cavusoglu dan Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid akan membawa prestasi besar bagi bangsa kita,” ujarnya menambahkan.

Pada Rabu, menlu Turki dan Israel mengumumkan kesepakatan mereka untuk meluncurkan kembali komite ekonomi bersama antara kedua negara.

Cavusoglu, dalam konferensi pers bersama dengan Lapid, mengatakan bahwa pihaknya bekerja dengan Israel dalam agenda positif yang dapat membantu kedua belah pihak menangani perbedaan secara konstruktif.

Pada Selasa, Cavusoglu mengunjungi Palestina di mana dia bertemu dengan Presiden Mahmoud Abbas dan Menteri Luar Negeri Riyad al-Maliki di kota Ramallah, Tepi Barat.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَفَمَنْ كَانَ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّهٖ وَيَتْلُوْهُ شَاهِدٌ مِّنْهُ وَمِنْ قَبْلِهٖ كِتٰبُ مُوْسٰىٓ اِمَامًا وَّرَحْمَةًۗ اُولٰۤىِٕكَ يُؤْمِنُوْنَ بِهٖ ۗوَمَنْ يَّكْفُرْ بِهٖ مِنَ الْاَحْزَابِ فَالنَّارُ مَوْعِدُهٗ فَلَا تَكُ فِيْ مِرْيَةٍ مِّنْهُ اِنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَّبِّكَ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Maka apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) orang yang sudah mempunyai bukti yang nyata (Al-Qur'an) dari Tuhannya, dan diikuti oleh saksi dari-Nya dan sebelumnya sudah ada pula Kitab Musa yang menjadi pedoman dan rahmat? Mereka beriman kepadanya (Al-Qur'an). Barangsiapa mengingkarinya (Al-Qur'an) di antara kelompok-kelompok (orang Quraisy), maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya, karena itu janganlah engkau ragu terhadap Al-Qur'an. Sungguh, Al-Qur'an itu benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman.

(QS. Hud ayat 17)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement