Senin 30 May 2022 16:16 WIB

KAI Ungkap Alasan Perlunya Perubahan Rute KRL 

Perubahan pola dilakukan karena adanya pembangunan infrastruktur kereta api.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolandha
Sejumlah penumpang berpindah tujuan kereta saat penerapan switch over (SO) ke-5 di Stasiun Manggarai, Jakarta, Senin (30/5/2022). Penerapan switch over (SO) atau peralihan sistem persinyalan ke-5 itu membuat terjadinya penumpukan penumpang di peron kereta karena terdapat perubahan rute perjalanan KRL. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah penumpang berpindah tujuan kereta saat penerapan switch over (SO) ke-5 di Stasiun Manggarai, Jakarta, Senin (30/5/2022). Penerapan switch over (SO) atau peralihan sistem persinyalan ke-5 itu membuat terjadinya penumpukan penumpang di peron kereta karena terdapat perubahan rute perjalanan KRL. Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI menjelaskan alasan perlunya perubahan pola atau rute operasional kereta rel listrik (KRL). Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo menegaskan perubahan pola operasi perjalanan KRL yang dimulai sejak Sabtu (28/5/2022) untuk meningkatkan keselamatan dan pelayanan perjalanan. 

“Perubahan pola operasi harus dilakukan, karena adanya pembangunan infrastuktur perkeretaapian yang bertujuan untuk meningkatkan keselamatan para pengguna KRL,” kata Didiek dalam pernyataan tertulisnya, Senin (30/5/2022). 

Baca Juga

Perubahan pola operasi tersebut dilakukan dengan adanya pelaksanaan Switch Over (SO) kelima atau SO5 di Stasiun Manggarai. Pelaksanaan SO5 dilakukan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan. 

“Tujuan lainnya yaitu dalam rangka peningkatan pelayanan dimana pengguna KRL diprediksi akan terus meningkat jumlahnya,” tutur Didiek.

Sebelum adanya SO5, lanjut dia, pengguna KRL harus menyeberang rel ketika melakukan transit di Stasiun Manggarai dan hal tersebut sangat membahayakan. Dengan adanya perubahan saat ini, Didiek memastikan pengguna KRL cukup naik dan turun menuju peron tujuan dengan menggunakan lift, eskalator, dan tangga manual. 

“Adanya gedung baru ini juga membuat pengguna KRL lebih nyaman saat berpindah jalur serta menunggu kedatangan KRL di peron yang lebih luas,” tutur Didiek. 

Memasuki hari ketiga perubahan pola operasi KRL, Didiek menilai situasi Stasiun Manggarai dan arus pengguna KRL sudah mulai terkendali. Kepadatan para pengguna KRL dapat segera terurai setelah berbagai antisipasi yang dilakukan oleh KAI seperti pengoperasian KRL Feeder relasi Manggarai - Angke/Kampung Bandan pp di jalur 7 pada jam-jam sibuk dan KRL tujuan Bekasi/Cikarang dari Tanah Abang di jalur 9. 

Selain itu juga terdapat penambahan petugas untuk mendampingi dan mengarahkan pengguna KRL serta perbaikan pola operasi dan stabling KRL. Selain itu juga untuk pengoptimalan rangkaian KRL.

“Kami telah menambah petugas dan menyiapkan papan petunjuk arah untuk mengarahkan, mengatur antrean, serta membantu menjelaskan kepada pengguna KRL yang masih kebingungan,” ungkap Didiek.

Mulai 28 Mei 2022, perjalanan KRL lintas Bogor hanya melayani relasi Bogor/Depok/Nambo-Jakarta Kota pergi pulang (PP) via Stasiun Manggarai. Sementara itu pola operasi loop line dilayani KRL lintas Cikarang/Bekasi dengan 2 skema yaitu full racket Cikarang/Bekasi pp via Manggarai atau Pasar Senen dan Half Racket Cikarang/Bekasi-Kampung Bandan/Angke pp via Manggarai. Sedangkan untuk KRL lintas Rangkasbitung dan lintas Tangerang, perjalanan KA Bandara Soekarno-Hatta, dan KA jarak jauh tidak terjadi perubahan. 

Perjalanan KA lintas Bogor/Depok/Nambo akan dilayani di lantai 2 Stasiun Manggarai peron 10-13. Semeyara lintas loop line yaitu Cikarang/Bekasi dilayani di lantai dasar peron 6 dan 7 dan perjalanan KA Bandara Soekarno-Hatta dilayani di lantai dasar peron 8 dan 9.

“Pengguna KRL dari Bekasi/Cikarang ke arah Jakarta Kota yang sebelumnya menggunakan satu perjalanan, sekarang harus melakukan transit di stasiun Manggarai. Begitu pula pengguna KRL Bogor/Depok/Nambo ke arah Sudirman, Tanah Abang, Duri juga harus melakukan transit di stasiun Manggarai,” kata Didiek.

Dengan adanya perubahan tersebut, Didiek mengatakan transit pengguna KRL di Stasiun Manggarai akan lebih aman karena sudah tidak perlu lagi menyeberang antar rel. Transi hanya perlu dilakukan naik dan turun lantai menggunakan tangga, eskalator, dan lift yang telah disediakan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement